Presiden Gelar Rakor Ekonomi, Keamanan dan El Nino
30 Juli 2009 16:42 WIB
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) memimpin rapat koordinasi yang diikuti oleh sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Kapolri, Jaksa Agung, Panglima TNI, Kepala BIN dan Gubernur, Kapolda, serta Pangdam dari seluruh Indonesia(30/07/09). (ANTARA/Widodo S. Jusuf)
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Istana Negara, Jakarta, Kamis siang, melakukan rapat koordinasi melalui telewicara dengan para Gubernur, Pangdam dan Kapolda seluruh Indonesia guna membahas situasi perekonomian, keamanan dan kesiapan negara menghadapi ancaman gejala iklim kering El Nino.
"Kita akan membahas upaya bersama yang harus dilakukan di tengah krisis global, ... upaya memelihara keamanan di dalam negeri termasuk upaya untuk mencegah dan menanggulangi terorisme dan mengantisipasi datangnya El Nino," kata Yudhoyono yang siang itu mengaku belum begitu sehat akibat flu.
Pada kesempatan itu Kepala Negara memberikan instruksi dan arahan berkaitan dengan pemulihan perekonomian serta kondisi keamanan, sebelum kemudian memberikan kesempatan pada Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika untuk memaparkan tentang ancaman El Nino.
Dalam telewicara yang berlangsung lebih kurang 1,5 jam itu, Kepala Negara didampingi oleh sejumlah menteri kabinet antara lain Menteri Perdagangan Mari Pangestu, Mensesneg Hatta Rajasa, Mendagri Mardiyanto, Mensos Bachtiar Chamsyah, Menteri Perindustrian Fahmi Idris dan Menkominfo M. Nuh.
Sebelum melakukan pengarahan, Presiden terlebih dahulu mengemukakan tiga alasannya mengapa rapat koordinasi kali itu dilakukan melalui telewicara bukan bertatap muka secara langsung di Jakarta yaitu kesibukan para gubernur menjaga situasi keamanan dan politik pasca pemilu serta tugas-tugas rutin harian dan rencana kehadiran para gubernur di Jakarta pada pidato presiden terkait nota keuangan 3 Agustus mendatang.
Kepala Negara juga menilai bahwa rapat koordinasi melalui telewicara dapat menghemat keuangan negara.
Virus H1N1
Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, pada Kamis siang itu setiap tamu undangan yang akan memasuki kompleks Istana Negara harus melakukan pemeriksaan suhu tubuh selain pemeriksaan barang bawaan.
Pemeriksaan suhu tubuh itu dilakukan oleh sebuah tim dari Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan sebagai bentuk antisipasi dari penyebaran virus influenza A.
Sebelumnya, Departemen Kesehatan menyebutkan bahwa hingga Rabu (29/7) penderita influenza A (H1N1) atau yang sebelumnya disebut flu babi secara kumulatif berjumlah 444 orang di seluruh Indonesia, satu diantaranya meninggal dunia.
Penyakit itu kini sudah menyebar di 15 provinsi yakni Bali, Banten, Yogyakarta, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, Sumatra Selatan, Sumatra Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Jambi.
Meski dapat menyebabkan kematian namun secara global angka kematian akibat flu A (H1N1) termasuk rendah, yakni 0,4 persen. (*)
"Kita akan membahas upaya bersama yang harus dilakukan di tengah krisis global, ... upaya memelihara keamanan di dalam negeri termasuk upaya untuk mencegah dan menanggulangi terorisme dan mengantisipasi datangnya El Nino," kata Yudhoyono yang siang itu mengaku belum begitu sehat akibat flu.
Pada kesempatan itu Kepala Negara memberikan instruksi dan arahan berkaitan dengan pemulihan perekonomian serta kondisi keamanan, sebelum kemudian memberikan kesempatan pada Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika untuk memaparkan tentang ancaman El Nino.
Dalam telewicara yang berlangsung lebih kurang 1,5 jam itu, Kepala Negara didampingi oleh sejumlah menteri kabinet antara lain Menteri Perdagangan Mari Pangestu, Mensesneg Hatta Rajasa, Mendagri Mardiyanto, Mensos Bachtiar Chamsyah, Menteri Perindustrian Fahmi Idris dan Menkominfo M. Nuh.
Sebelum melakukan pengarahan, Presiden terlebih dahulu mengemukakan tiga alasannya mengapa rapat koordinasi kali itu dilakukan melalui telewicara bukan bertatap muka secara langsung di Jakarta yaitu kesibukan para gubernur menjaga situasi keamanan dan politik pasca pemilu serta tugas-tugas rutin harian dan rencana kehadiran para gubernur di Jakarta pada pidato presiden terkait nota keuangan 3 Agustus mendatang.
Kepala Negara juga menilai bahwa rapat koordinasi melalui telewicara dapat menghemat keuangan negara.
Virus H1N1
Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, pada Kamis siang itu setiap tamu undangan yang akan memasuki kompleks Istana Negara harus melakukan pemeriksaan suhu tubuh selain pemeriksaan barang bawaan.
Pemeriksaan suhu tubuh itu dilakukan oleh sebuah tim dari Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan sebagai bentuk antisipasi dari penyebaran virus influenza A.
Sebelumnya, Departemen Kesehatan menyebutkan bahwa hingga Rabu (29/7) penderita influenza A (H1N1) atau yang sebelumnya disebut flu babi secara kumulatif berjumlah 444 orang di seluruh Indonesia, satu diantaranya meninggal dunia.
Penyakit itu kini sudah menyebar di 15 provinsi yakni Bali, Banten, Yogyakarta, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, Sumatra Selatan, Sumatra Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Jambi.
Meski dapat menyebabkan kematian namun secara global angka kematian akibat flu A (H1N1) termasuk rendah, yakni 0,4 persen. (*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009
Tags: