Liga Champions
Wasit final Champions 2015/16 akui gol Sergio Ramos seharusnya offside
15 Mei 2020 06:55 WIB
Bek sekaligus kapten Real Madrid Sergio Ramos (kanan) melakukan selebrasi setealah mencetak gol ke gawang Atletico Madrid dalam final Liga Champions 2015/16 di Stadion San Siro, Milan, Italia, pada 28 mei 2016. Belakangan wasit Mark Clattenburg mengungkap gol itu seharusnya offside dan tidak sah. (ANTARA/AFP/Olivier Morin)
Jakarta (ANTARA) - Mantan wasit Mark Clattenburg yang memimpin final Liga Champions 2015/16 mengungkap bahwa gol Sergio Ramos untuk Real Madrid ke gawang Atletico Madrid dalam laga tersebut seharusnya offside dan tidak disahkan.
Hal itu terungkap dalam kolom yang ditulis Clattenburg untuk Daily Mail pada Rabu (13/5), yang sebetulnya berisikan daftar lima pemain paling mengesalkan yang pernah dihadapinya.
Rekan Ramos di Real Madrid, Pepe, masuk dalam daftar tersebut dan Clattenburg mengungkap bahwa ketika ia memberikan hadiah tendangan penalti untuk Atletico, bek asal Portugal itu memprotes keras keputusannya.
Baca juga: Real Madrid juara Liga Champions 2016
Protes itu dijawab Clattenburg dengan mengungkapkan bahwa gol Ramos seharusnya tidak sah dan skor seharusnya masih imbang 0-0.
"Di final itu Real Madrid sudah unggul 1-0 pada babak pertama, tetapi gol mereka agak offside dan kami baru menyadarinya saat istirahat, keputusannya cukup rumit dan hakim garis kami waktu itu penilaiannya meleset," demikian tulis Clattenburg dalam kolomnya.
Lantas pada menit ke-46, Fernando Torres dilanggar oleh Pepe di dalam area terlarang sehingga Atletico memperoleh hadiah tendangan penalti yang segera disambut reaksi marah-marah oleh Pepe.
"Dia berkata ke saya dalam bahasa Inggris yang fasih 'Sama sekali bukan penalti, Mark.' Saya jawab, 'gol pertama kalian juga seharusnya tidak sah.' Itu sukses membungkam mulutnya," tulisnya lagi.
Baca juga: Mark Clattenburg hengkang ke Saudi Arabia
Clattenburg bersikeras bahwa keputusannya memberi penalti untuk Atletico memang sesuati aturan berlaku, tetapi apa yang dikatakan kepada Pepe hanya untuk membuat bek Real Madrid itu menerima keputusan tersebut.
"Orang-orang mungkin berpikir itu aneh, sebab dua kesalahan tidak menjadi kebenaran, dan wasit memang tidak berpikir demikian, tetapi pemain terkadang iya," tulis Clattenburg.
"Saya tahu dengan mengatakan itu ke Pepe akan membuatnya lebih menerima situasi," tulisnya melengkapi.
Penalti bagi Atletico sayangnya gagal dieksekusi oleh Antoine Griezmann, tetapi Los Rojiblancos berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-79, memaksa skor imbang bertahan hingga waktu normal dan dua kali babak tambahan.
Dalam adu penalti Real Madrid menang 5-3 dan itu menjadi trofi Liga Champions pertama yang dimenangi Zinedine Zidane dalam torehan rekor tiga kali juara beruntun.
Baca juga: Mark Clattenburg diperiksa setelah hina kapten Southampton
Hal itu terungkap dalam kolom yang ditulis Clattenburg untuk Daily Mail pada Rabu (13/5), yang sebetulnya berisikan daftar lima pemain paling mengesalkan yang pernah dihadapinya.
Rekan Ramos di Real Madrid, Pepe, masuk dalam daftar tersebut dan Clattenburg mengungkap bahwa ketika ia memberikan hadiah tendangan penalti untuk Atletico, bek asal Portugal itu memprotes keras keputusannya.
Baca juga: Real Madrid juara Liga Champions 2016
Protes itu dijawab Clattenburg dengan mengungkapkan bahwa gol Ramos seharusnya tidak sah dan skor seharusnya masih imbang 0-0.
"Di final itu Real Madrid sudah unggul 1-0 pada babak pertama, tetapi gol mereka agak offside dan kami baru menyadarinya saat istirahat, keputusannya cukup rumit dan hakim garis kami waktu itu penilaiannya meleset," demikian tulis Clattenburg dalam kolomnya.
Lantas pada menit ke-46, Fernando Torres dilanggar oleh Pepe di dalam area terlarang sehingga Atletico memperoleh hadiah tendangan penalti yang segera disambut reaksi marah-marah oleh Pepe.
"Dia berkata ke saya dalam bahasa Inggris yang fasih 'Sama sekali bukan penalti, Mark.' Saya jawab, 'gol pertama kalian juga seharusnya tidak sah.' Itu sukses membungkam mulutnya," tulisnya lagi.
Baca juga: Mark Clattenburg hengkang ke Saudi Arabia
Clattenburg bersikeras bahwa keputusannya memberi penalti untuk Atletico memang sesuati aturan berlaku, tetapi apa yang dikatakan kepada Pepe hanya untuk membuat bek Real Madrid itu menerima keputusan tersebut.
"Orang-orang mungkin berpikir itu aneh, sebab dua kesalahan tidak menjadi kebenaran, dan wasit memang tidak berpikir demikian, tetapi pemain terkadang iya," tulis Clattenburg.
"Saya tahu dengan mengatakan itu ke Pepe akan membuatnya lebih menerima situasi," tulisnya melengkapi.
Penalti bagi Atletico sayangnya gagal dieksekusi oleh Antoine Griezmann, tetapi Los Rojiblancos berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-79, memaksa skor imbang bertahan hingga waktu normal dan dua kali babak tambahan.
Dalam adu penalti Real Madrid menang 5-3 dan itu menjadi trofi Liga Champions pertama yang dimenangi Zinedine Zidane dalam torehan rekor tiga kali juara beruntun.
Baca juga: Mark Clattenburg diperiksa setelah hina kapten Southampton
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2020
Tags: