New York (ANTARA) - Saham-saham Jerman jatuh lagi pada perdagangan Kamis (14/5/2020), mencatat kerugian selama empat hari berturut-turut, dengan indeks acuan DAX 30 di Bursa Efek Frankfurt terpangkas 1,95 persen atau 205,64 poin, menjadi berakhir di 10.337,02 poin. Indeks DAX 30 terpuruk 2,56 persen atau 276,84 poin menjadi 10.542,66 poin pada perdagangan Rabu (13/5/2020) dengan seluruh saham unggulan rontok, setelah turun tipis 0,05 persen atau 5,49 poin menjadi 10.819,50 poin pada Selasa (12/5/2020).
Baca juga: Saham unggulan Jerman rontok, indeks DAX 30 terpuruk 2,56 persen
Dikutip dari Xinhua, dari 30 saham perusahaan-perusahaan besar pilihan yang tergabung dalam komponen indeks DAX 30, hanya enam saham yang berhasil membukukan keuntungan, sementara 24 saham lainnya menderita kerugian.
Perusahaan jasa pengiriman paket multinasional dan manajemen rantai pasokan Deutsche Post mencatat kerugian paling banyak (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan nila sahamnya jatuh 3,74 persen.
Disusul oleh saham kelompok perusahaan energi E.ON yang merosot sebesar 3,55 persen, dan perusahaan produsen otomotif terkemuka Jerman Daimler kehilangan 3,51 persen.
Di sisi lain, perusahaan maskapai penerbangan Jerman Lufthansa, membukukan keuntungan terbesar (top gainer) dari saham-saham unggulan, dengan harga sahamnya terangkat 2,42 persen.
Diikuti oleh saham perusahaan telekomunikasi Deutsche Telekom yang menguat 1,33 persen, serta perusahaan barang-barang kimia dan konsumen Henkel naik 0,79 persen.
Perusahaan asuransi dan jasa keuangan Jerman Allianz, adalah saham yang paling banyak diperdagangkan sepanjang hari dengan nilai transaksi mencapai 429,2 juta euro (463,2 juta dolar AS).
Baca juga: Saham Prancis berakhir turun untuk hari keempat berturut-turut
Baca juga: Wall Street dibuka anjlok, Indeks Dow Jones turun 409,74 poin
Saham Jerman jatuh lagi, indeks DAX 30 terpangkas 1,95 persen
15 Mei 2020 05:20 WIB
Bursa saham di Frankfurt, Jerman. ANTARA FOTO/REUTERS/Staff/ama/cfo
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: