Pemerintah dorong penerima BLT Dana Desa sisihkan uang untuk tabungan
14 Mei 2020 13:51 WIB
Petugas menghitung uang didepan penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) dana desa di Balai desa Janti, Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (14/5/2020). ANTARA FOTO/Umarul Faruq/nz/pri.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong penerima bantuan langsung tunai (BLT) Dana Desa yang disalurkan secara nontunai, menyisihkan uang yang dialokasikan untuk tabungan agar tidak habis untuk konsumsi.
“Orang yang beruntung adalah orang yang menabung dengan baik,” kata Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Kemenko Perekonomian Gede Edy Prasetya dalam diskusi virtual Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, dengan menabung maka dana tersebut bisa dimanfaatkan dalam kondisi darurat seperti wabah COVID-19.
Untuk itu, pemerintah mengarahkan penyaluran bantuan sosial termasuk BLT yang bersumber dari Dana Desa dilakukan melalui bank agar masyarakat khususnya di desa semakin paham dengan kehadiran lembaga jasa keuangan itu.
Dengan begitu masyarakat di desa juga bisa lebih dekat dengan akses keuangan terutama dalam mendapatkan permodalan jika ingin melakukan investasi.
“Kami bersyukur sudah disalurkan melalui bank yang mendorong terciptanya inklusi keuangan di Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Direktur Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Moh Fachri mengatakan BLT Dana Desa memang diarahkan untuk dicairkan secara nontunai.
Namun, kenyataan di lapangan, lanjut dia, masih ada sejumlah desa di Tanah Air yang belum bisa melakukan penyaluran BLT Dana Desa itu secara nontunai karena terkendala letak geografis yang sulit.
“Banyak daerah yang meminta agar khusus daerah tertentu yang secara geografis sulit akses bank juga sulit buka rekening maka BLT bisa dilakukan tunai,” katanya.
Kemendes kemudian memberikan pengecualian bagi daerah tersebut untuk disalurkan secara tunai namun tetap memperhatikan protokol kesehatan cegah penyebaran COVID-19.
Caranya, lanjut dia, banyak relawan di desa yang dari pintu ke pintu membagikan BLT secara tunai kepada penerima.
“Jika tidak memungkinkan, dikumpulkan di tempat yang sudah ditentukan tapi dengan mengikuti protokol kesehatan seperti penggunaan masker dan jaga jarak,” katanya.
Dia mengungkapkan total akumulasi BLT Dana Desa mencapai sekitar Rp22 triliun yang akan disalurkan kepada sekitar 12 juta keluarga miskin di 74.953 desa tersebar di 434 kabupaten/kota.
Baca juga: Kemendes sebut baru 30 kabupaten salurkan BLT Dana Desa
Baca juga: Perangkat desa tidak boleh terima BLT Dana Desa
Baca juga: Mendes minta kepala daerah percepat sinkronisasi data BLT dana desa
Baca juga: Menteri: BLT dana desa diberikan Rp600 ribu selama tiga bulan
“Orang yang beruntung adalah orang yang menabung dengan baik,” kata Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Kemenko Perekonomian Gede Edy Prasetya dalam diskusi virtual Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, dengan menabung maka dana tersebut bisa dimanfaatkan dalam kondisi darurat seperti wabah COVID-19.
Untuk itu, pemerintah mengarahkan penyaluran bantuan sosial termasuk BLT yang bersumber dari Dana Desa dilakukan melalui bank agar masyarakat khususnya di desa semakin paham dengan kehadiran lembaga jasa keuangan itu.
Dengan begitu masyarakat di desa juga bisa lebih dekat dengan akses keuangan terutama dalam mendapatkan permodalan jika ingin melakukan investasi.
“Kami bersyukur sudah disalurkan melalui bank yang mendorong terciptanya inklusi keuangan di Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Direktur Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Moh Fachri mengatakan BLT Dana Desa memang diarahkan untuk dicairkan secara nontunai.
Namun, kenyataan di lapangan, lanjut dia, masih ada sejumlah desa di Tanah Air yang belum bisa melakukan penyaluran BLT Dana Desa itu secara nontunai karena terkendala letak geografis yang sulit.
“Banyak daerah yang meminta agar khusus daerah tertentu yang secara geografis sulit akses bank juga sulit buka rekening maka BLT bisa dilakukan tunai,” katanya.
Kemendes kemudian memberikan pengecualian bagi daerah tersebut untuk disalurkan secara tunai namun tetap memperhatikan protokol kesehatan cegah penyebaran COVID-19.
Caranya, lanjut dia, banyak relawan di desa yang dari pintu ke pintu membagikan BLT secara tunai kepada penerima.
“Jika tidak memungkinkan, dikumpulkan di tempat yang sudah ditentukan tapi dengan mengikuti protokol kesehatan seperti penggunaan masker dan jaga jarak,” katanya.
Dia mengungkapkan total akumulasi BLT Dana Desa mencapai sekitar Rp22 triliun yang akan disalurkan kepada sekitar 12 juta keluarga miskin di 74.953 desa tersebar di 434 kabupaten/kota.
Baca juga: Kemendes sebut baru 30 kabupaten salurkan BLT Dana Desa
Baca juga: Perangkat desa tidak boleh terima BLT Dana Desa
Baca juga: Mendes minta kepala daerah percepat sinkronisasi data BLT dana desa
Baca juga: Menteri: BLT dana desa diberikan Rp600 ribu selama tiga bulan
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020
Tags: