Muhammadiyah dan NU masifkan fasilitas cuci tangan bersama
14 Mei 2020 13:03 WIB
Ketua Satuan Tugas NU Peduli COVID-19 dr Muhamad Makky Zamzani (kiri) dan Wakil Ketua Bidang Kerjasama dan Advokasi MCCC PP Muhammadiyah dr Corona Rintawan (tengah) saat diskusi daring di Jakarta, Kamis (14/5/2020). (ANTARA/Muhammad Zulfikar)
Jakarta (ANTARA) - Dua organisasi Islam terbesar di Tanah Air, yakni Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah sedang memasifkan fasilitas cuci tangan bersama sebagai bentuk penanganan COVID-19 di tengah masyarakat.
"Ini sedang kami masifkan. Kalau ada istilahnya cuci tangan 20 detik, bisa kita ganti sambil baca surah Al Fatihah, artinya, ya, lamanya segitu," kata Ketua Satuan Tugas NU Peduli COVID-19 dr Muhamad Makky Zamzani saat diskusi daring dengan tema "Dukungan Relawan Organisasi Keagamaan dan Relawan Indonesia Bersatu" di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan hal itu diterapkan terutama di titik-titik yang memang tetap harus ada aktivitas misalnya pasar serta tempat banyak perkumpulan orang lainnya.
Namun, dalam penerapannya juga dibutuhkan kontribusi dari masyarakat sekitar terutama jika air atau sabun untuk cuci tangan tersebut habis sehingga harus ada gotong royong dalam penanganannya.
Baca juga: Penerima manfaat respon COVID-19 Muhammadiyah capai dua juta jiwa
Baca juga: Haedar Nashir: Membantu dhuafa melawan COVID-19 "jihad fi sabilillah"
"Agak sulit karena fasilitas ini diletakkan begitu saja sehingga kita mohon keterlibatan masyarakat untuk mengisi airnya secara rutin," ujar dia.
Senada dengan itu, Wakil Ketua Bidang Kerjasama dan Advokasi MCCC PP Muhammadiyah dr Corona Rintawan mengatakan pihaknya juga akan memasifkan kegiatan serupa dalam tiga bulan ke depan termasuk mencatat indikator ketertiban cuci tangan dan pemakaian masker di masyarakat.
Indikator ketertiban cuci tangan dan penggunaan masker itu berupa persentase, nantinya diukur secara berkala oleh para relawan Muhammadiyah yang bertugas memantaunya di lapangan.
Dengan adanya indikator dan dipantau, maka akan diketahui masyarakat yang sudah menggunakan masker dengan benar atau hanya sekadarnya serta diketahui pula data peningkatan untuk program pembuatan cairan pencuci tangan.
"Ini akan diterapkan dalam tiga hingga empat bulan ke depan, sehingga masyarakat tidak hanya diimbau tapi juga nanti dipantau. Jadi kita tahu program kita sudah efektif atau tidak," katanya.
Selain memasifkan fasilitas tersebut, NU dan Muhammadiyah dalam penanganan COVID-19 juga terus mengantisipasi dan mengimbau masyarakat agar tidak mudik dari zona merah ke daerah-daerah lainnya di Tanah Air. Hal itu dilakukan mulai dari mengimbau jamaah, pengurus hingga masyarakat luas.
Begitu pula dengan edukasi terhadap masyarakat dilakukan secara berulang dan persuasif mulai dari pengambil kebijakan di level terendah di masing-masing daerah.*
Baca juga: NU berdayakan masyarakat buat masker tangani COVID-19
Baca juga: NU edukasi masyarakat melalui mobil keliling COVID-19
"Ini sedang kami masifkan. Kalau ada istilahnya cuci tangan 20 detik, bisa kita ganti sambil baca surah Al Fatihah, artinya, ya, lamanya segitu," kata Ketua Satuan Tugas NU Peduli COVID-19 dr Muhamad Makky Zamzani saat diskusi daring dengan tema "Dukungan Relawan Organisasi Keagamaan dan Relawan Indonesia Bersatu" di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan hal itu diterapkan terutama di titik-titik yang memang tetap harus ada aktivitas misalnya pasar serta tempat banyak perkumpulan orang lainnya.
Namun, dalam penerapannya juga dibutuhkan kontribusi dari masyarakat sekitar terutama jika air atau sabun untuk cuci tangan tersebut habis sehingga harus ada gotong royong dalam penanganannya.
Baca juga: Penerima manfaat respon COVID-19 Muhammadiyah capai dua juta jiwa
Baca juga: Haedar Nashir: Membantu dhuafa melawan COVID-19 "jihad fi sabilillah"
"Agak sulit karena fasilitas ini diletakkan begitu saja sehingga kita mohon keterlibatan masyarakat untuk mengisi airnya secara rutin," ujar dia.
Senada dengan itu, Wakil Ketua Bidang Kerjasama dan Advokasi MCCC PP Muhammadiyah dr Corona Rintawan mengatakan pihaknya juga akan memasifkan kegiatan serupa dalam tiga bulan ke depan termasuk mencatat indikator ketertiban cuci tangan dan pemakaian masker di masyarakat.
Indikator ketertiban cuci tangan dan penggunaan masker itu berupa persentase, nantinya diukur secara berkala oleh para relawan Muhammadiyah yang bertugas memantaunya di lapangan.
Dengan adanya indikator dan dipantau, maka akan diketahui masyarakat yang sudah menggunakan masker dengan benar atau hanya sekadarnya serta diketahui pula data peningkatan untuk program pembuatan cairan pencuci tangan.
"Ini akan diterapkan dalam tiga hingga empat bulan ke depan, sehingga masyarakat tidak hanya diimbau tapi juga nanti dipantau. Jadi kita tahu program kita sudah efektif atau tidak," katanya.
Selain memasifkan fasilitas tersebut, NU dan Muhammadiyah dalam penanganan COVID-19 juga terus mengantisipasi dan mengimbau masyarakat agar tidak mudik dari zona merah ke daerah-daerah lainnya di Tanah Air. Hal itu dilakukan mulai dari mengimbau jamaah, pengurus hingga masyarakat luas.
Begitu pula dengan edukasi terhadap masyarakat dilakukan secara berulang dan persuasif mulai dari pengambil kebijakan di level terendah di masing-masing daerah.*
Baca juga: NU berdayakan masyarakat buat masker tangani COVID-19
Baca juga: NU edukasi masyarakat melalui mobil keliling COVID-19
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020
Tags: