Jakarta (ANTARA) - Usaha jasa pertambangan yang meliputi jasa pertambangan terpadu pit-to-port, kemampuan rekayasa dan konstruksi yang terintegrasi, serta jasa logistik, terbukti mampu tumbuh di tengah pandemi COVID-19.

Presiden Direktur Petrosea Hanifa Indradjaya dalam keterangannya, Kamis, mengatakan perusahaannya menjadi salah satu usaha yang bisa mencatatkan kenaikan laba hingga 36,25 persen pada kuartal pertama 2020.

”Di tengah pandemi COVID-19 yang efeknya telah dirasakan secara global sejak awal tahun, kami berhasil menjaga kinerja keuangan pada kuartal pertama 2020 dengan mencatatkan kenaikan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 36,25 persen,“ katanya.

Perusahaan yang sahamnya dimiliki mayoritas oleh PT Indika Energy Tbk itu mencatatkan kenaikan laba menjadi 4,21 juta dolar AS dari 3,09 juta dolar AS pada periode yang sama tahun lalu.

Baca juga: Petrosea optimistis bisnis pertambangan tetap prospektif

Sementara itu total pendapatan perusahaan turun 10,06 persen secara year-on-year dari 115,15 juta dolar AS menjadi 103,57 juta dolar AS.

Kontribusi kontrak pertambangan mencapai 60,24 juta dolar AS atau 58,16 persen terhadap total pendapatan perusahaan, yang didorong oleh aktivitas pengupasan lapisan tanah penutup dan produksi batu bara yang mencapai 7,63 juta ton, naik 6,27 persen dibandingkan tahun lalu. Sedangkan total pengupasan lapisan tanah penutup mencapai 27,12 juta BCM, turun 4,99 persen dibandingkan kuartal pertama 2019.

Kontribusi lainnya dari bisnis rekayasa dan konstruksi sebesar 23,25 juta dolar AS atau 22,45 dolar AS terhadap total pendapatan perusahaan, yang di dorong oleh beberapa proyek untuk PT Freeport Indonesia. Sedangkan kontribusi dari Petrosea Logistics and Supply Services (PLSS) mencapai 18,99 juta dolar AS.

Baca juga: Kementerian ESDM keluarkan aturan perpanjangan kontrak pertambangan