Warga Bengkulu di Jabodetabek kesulitan, silakan ke kantor penghubung
13 Mei 2020 16:25 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Herwan Antoni didampingi beberapa pejabat dari tim gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 Bengkulu saat menyampaikan perkembangan kasus COVID-19 di daerah itu dalam konferensi pers. ANTARA/HO-Dinkes Pemprov Bengkulu/am.
Bengkulu (ANTARA) - Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengeluarkan kebijakan menggratiskan penggunaan mess milik Pemerintah Provinsi Bengkulu di Jakarta bagi masyarakat Bengkulu yang tinggal disekitar Jabodetabek dan kesulitan ekonomi akibat pandemi COVID-19.
Kebijakan ini diambil agar warga Bengkulu yang kesulitan ekonomi karena tetap mematuhi aturan PSBB dan tidak mudik ke Bengkulu, kata Rohidin di Bengkulu, Rabu.
Ia mengatakan, sejak awal masa pandemi COVID-19 melanda Indonesia, Pemprov Bengkulu sudah menghentikan aktivitas di mess tersebut, termasuk tidak menerima tamu yang hendak menginap.
"Langkah ini sebagai bentuk antisipasi jika ada masyarakat terdampak COVID-19 asal Bengkulu yang kesulitan mendapatkan tempat tinggal karena kesulitan membayar biaya indekos atau kontrakan selama masa PSBB di Jakarta berlangsung," katanya.
Mess yang juga sekaligus sebagai kantor penghubung Pemprov Bengkulu di Jakarta itu memiliki 20 kamar yang bisa dihuni warga Bengkulu yang terdampak COVID-19 secara gratis.
Namun, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi salah satunya yakni selama tinggal disana, penghuni dilarang mening##1galkan area mess, hal itu dilakukan untuk mengantisipasi penularan COVID-19.
"Dengan catatan, masyarakat yang tinggal tidak boleh keluar masuk karena nanti dikhawatirkan dapat menjadi sumber penyebaran COVID-19," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penghubung Bengkulu di Jakarta Ferry Ernes Parera dalam keterangan tertulisnya mengatakan, kantor penghubung Provinsi Bengkulu sudah siap untuk digunakan sebagai tempat tinggal sementara bagi masyarakat perantau Bengkulu yang terdampak COVID-19.
"Kami siap menerima masyarakat Bengkulu yang membutuhkan tempat tinggal sementara, ada 20 kamar tersedia dengan beberapa fasilitas yang ada dan siap digunakan," paparnya.
Pihaknya juga telah telah mensterilkan seluruh ruangan dengan penyemprotan desinfektan sebanyak beberapa kali, karena itu penghuni hanya diperbolehkan keluar kamar untuk keperluan makan dan minum.
"Kami juga sudah berupaya secara maksimal berkoordinasi dengan perkumpulan masyarakat perantau Bengkulu terkait data masyarakat yang benar-benar terdampak COVID-19 dan butuh tempat tinggal. Sehingga terkoordinir dengan baik," demikian Ferry.
Baca juga: Wakapolda Bengkulu minta warga patuhi larangan mudik
Baca juga: Empat ribu warga Bengkulu putus KB selama pandemi COVID-19
Baca juga: Tak pakai masker, 20 orang warga Bengkulu kena sanksi foto
Baca juga: Ustadz-ustadzah terdampak, DDII ajak warga Bengkalis-Riau ikut peduli
Kebijakan ini diambil agar warga Bengkulu yang kesulitan ekonomi karena tetap mematuhi aturan PSBB dan tidak mudik ke Bengkulu, kata Rohidin di Bengkulu, Rabu.
Ia mengatakan, sejak awal masa pandemi COVID-19 melanda Indonesia, Pemprov Bengkulu sudah menghentikan aktivitas di mess tersebut, termasuk tidak menerima tamu yang hendak menginap.
"Langkah ini sebagai bentuk antisipasi jika ada masyarakat terdampak COVID-19 asal Bengkulu yang kesulitan mendapatkan tempat tinggal karena kesulitan membayar biaya indekos atau kontrakan selama masa PSBB di Jakarta berlangsung," katanya.
Mess yang juga sekaligus sebagai kantor penghubung Pemprov Bengkulu di Jakarta itu memiliki 20 kamar yang bisa dihuni warga Bengkulu yang terdampak COVID-19 secara gratis.
Namun, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi salah satunya yakni selama tinggal disana, penghuni dilarang mening##1galkan area mess, hal itu dilakukan untuk mengantisipasi penularan COVID-19.
"Dengan catatan, masyarakat yang tinggal tidak boleh keluar masuk karena nanti dikhawatirkan dapat menjadi sumber penyebaran COVID-19," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penghubung Bengkulu di Jakarta Ferry Ernes Parera dalam keterangan tertulisnya mengatakan, kantor penghubung Provinsi Bengkulu sudah siap untuk digunakan sebagai tempat tinggal sementara bagi masyarakat perantau Bengkulu yang terdampak COVID-19.
"Kami siap menerima masyarakat Bengkulu yang membutuhkan tempat tinggal sementara, ada 20 kamar tersedia dengan beberapa fasilitas yang ada dan siap digunakan," paparnya.
Pihaknya juga telah telah mensterilkan seluruh ruangan dengan penyemprotan desinfektan sebanyak beberapa kali, karena itu penghuni hanya diperbolehkan keluar kamar untuk keperluan makan dan minum.
"Kami juga sudah berupaya secara maksimal berkoordinasi dengan perkumpulan masyarakat perantau Bengkulu terkait data masyarakat yang benar-benar terdampak COVID-19 dan butuh tempat tinggal. Sehingga terkoordinir dengan baik," demikian Ferry.
Baca juga: Wakapolda Bengkulu minta warga patuhi larangan mudik
Baca juga: Empat ribu warga Bengkulu putus KB selama pandemi COVID-19
Baca juga: Tak pakai masker, 20 orang warga Bengkulu kena sanksi foto
Baca juga: Ustadz-ustadzah terdampak, DDII ajak warga Bengkalis-Riau ikut peduli
Pewarta: Carminanda
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2020
Tags: