Balitbangtan terus kembangkan bibit unggul kelinci
13 Mei 2020 16:24 WIB
Kelinci Rexsi Agrinak hasil pengembangan Balitnak Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian (Antara/Balitbangtan Kementerian Pertanian)
Jakarta (ANTARA) - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Penelitian Ternak (Balitnak) terus melakukan serangkaian kegiatan penelitian untuk menghasilkan bibit unggul dari jenis-jenis kelinci yang tersedia.
Kepala Balitbangtan Kementerian Pertanian, Fadjry Djufry mengatakan budi daya kelinci merupakan salah satu alternatif dalam penyediaan daging untuk pemenuhan protein hewani dan sekaligus sebagai upaya peningkatan pendapatan masyarakat.
Daging kelinci, tambahnya, sangat baik untuk kesehatan karena mempunyai protein yang tinggi dengan kandungan lemak dan kolesterol yang rendah sehingga dapat memperbaiki gizi masyarakat.
"Walaupun tidak sepopuler dengan beternak ayam ataupun bebek dan kambing, bukan berarti beternak kelinci tidak memiliki peluang pasar," katanya melalui keterangan tertulis.
Salah satu bibit unggul yang dihasilkan Balitnak yakni kelinci Rexsi Agrinak yang dilepas Kementerian Pertanian tahun 2017 dengan keputusan Mentan nomor 303/Kpts/SR.120/5/2017.
Kelinci Reksi Agrinak dikembangkan karena selain ukurannya besar sehingga dapat dimanfaatkan dagingnya untuk memenuhi kebutuhan protein hewani bagi keluarga,
Kelinci Reksi Agrinak juga memiliki kelebihan pada warna bulu yang indah dan halus serta seragam panjangnya, sehingga kelinci jenis ini dapat dimanfaatkan sebagai penghasil kulit/bulu untuk selanjutnya diolah sebagai bahan kerajinan interior mobil, boneka, mainan anak-anak, selendang, tas wanita, aksesori rambut, sepatu bayi, topi dan sarung tangan
Peneliti senior Balitnak Dr. Yono C. Raharjo, mengatakan daging kelinci berbeda dengan daging ternak ruminansia. Daging kelinci berserat halus dengan warna sedikit pucat, sehingga dapat dikelompokkan dalam golongan daging berwarna putih seperti halnya daging ayam.
"Daging putih kadar lemaknya rendah dan glikogen tinggi. Rendahnya kandungan kolesterol dan natrium membuat daging kelinci sangat dianjurkan sebagai makanan untuk pasien penyakit jantung atau kolesterol, usia lanjut, dan mereka yang bermasalah dengan kelebihan berat badan”, jelasnya.
Kelinci Rexsi Agrinak merupakan hasil seleksi dari kelinci rex yang memiliki keseragaman produktivitas, yaitu jumlah anak sekelahiran di atas enam ekor dan bobot sapih pada umur enam minggu yang tinggi.
Keunggulan dari kelinci Rexsi Agrinak adalah bobot lahir mencapai 55 gram dengan jumlah anak sekelahiran dapat mencapai 6 – 8 ekor.
Memiliki bobot umur enam minggu 652 gram, untuk bobot induk 2.932,13 gram/ekor dan bobot jantan dewasa 2.744 gram, sedangkan untuk bobot potong umur 24 minggu 2.711 gram .
Umur siap kawin jantan adalah 6 bulan dan betina 5,5 bulan dengan Lama kebuntingan 30 hari.
Kelinci Rexsi telah diujicobakan melalui kegiatan pembinaan kelompok di daerah-daerah yang memiliki udara yang sejuk dan dingin agar memperoleh produktivitas yang maksimal, seperti di Brastagi, Samarinda, Balikpapan Kaltim, Bogor, Sukabumi, Magelang, Bandung Barat, Cirebon, Tasikmalaya, Semarang, Kabupaten Magelang, Surakarta, Malang, Batu, Blitar, Mojokerto, Bojonegoro, dan Ngawi.
Baca juga: Balitbangtan kembangkan bibit unggul kelinci rexsi
Baca juga: Ekspor kelinci hias melalui Karantina Pertanian Soetta naik 73 persen
Kepala Balitbangtan Kementerian Pertanian, Fadjry Djufry mengatakan budi daya kelinci merupakan salah satu alternatif dalam penyediaan daging untuk pemenuhan protein hewani dan sekaligus sebagai upaya peningkatan pendapatan masyarakat.
Daging kelinci, tambahnya, sangat baik untuk kesehatan karena mempunyai protein yang tinggi dengan kandungan lemak dan kolesterol yang rendah sehingga dapat memperbaiki gizi masyarakat.
"Walaupun tidak sepopuler dengan beternak ayam ataupun bebek dan kambing, bukan berarti beternak kelinci tidak memiliki peluang pasar," katanya melalui keterangan tertulis.
Salah satu bibit unggul yang dihasilkan Balitnak yakni kelinci Rexsi Agrinak yang dilepas Kementerian Pertanian tahun 2017 dengan keputusan Mentan nomor 303/Kpts/SR.120/5/2017.
Kelinci Reksi Agrinak dikembangkan karena selain ukurannya besar sehingga dapat dimanfaatkan dagingnya untuk memenuhi kebutuhan protein hewani bagi keluarga,
Kelinci Reksi Agrinak juga memiliki kelebihan pada warna bulu yang indah dan halus serta seragam panjangnya, sehingga kelinci jenis ini dapat dimanfaatkan sebagai penghasil kulit/bulu untuk selanjutnya diolah sebagai bahan kerajinan interior mobil, boneka, mainan anak-anak, selendang, tas wanita, aksesori rambut, sepatu bayi, topi dan sarung tangan
Peneliti senior Balitnak Dr. Yono C. Raharjo, mengatakan daging kelinci berbeda dengan daging ternak ruminansia. Daging kelinci berserat halus dengan warna sedikit pucat, sehingga dapat dikelompokkan dalam golongan daging berwarna putih seperti halnya daging ayam.
"Daging putih kadar lemaknya rendah dan glikogen tinggi. Rendahnya kandungan kolesterol dan natrium membuat daging kelinci sangat dianjurkan sebagai makanan untuk pasien penyakit jantung atau kolesterol, usia lanjut, dan mereka yang bermasalah dengan kelebihan berat badan”, jelasnya.
Kelinci Rexsi Agrinak merupakan hasil seleksi dari kelinci rex yang memiliki keseragaman produktivitas, yaitu jumlah anak sekelahiran di atas enam ekor dan bobot sapih pada umur enam minggu yang tinggi.
Keunggulan dari kelinci Rexsi Agrinak adalah bobot lahir mencapai 55 gram dengan jumlah anak sekelahiran dapat mencapai 6 – 8 ekor.
Memiliki bobot umur enam minggu 652 gram, untuk bobot induk 2.932,13 gram/ekor dan bobot jantan dewasa 2.744 gram, sedangkan untuk bobot potong umur 24 minggu 2.711 gram .
Umur siap kawin jantan adalah 6 bulan dan betina 5,5 bulan dengan Lama kebuntingan 30 hari.
Kelinci Rexsi telah diujicobakan melalui kegiatan pembinaan kelompok di daerah-daerah yang memiliki udara yang sejuk dan dingin agar memperoleh produktivitas yang maksimal, seperti di Brastagi, Samarinda, Balikpapan Kaltim, Bogor, Sukabumi, Magelang, Bandung Barat, Cirebon, Tasikmalaya, Semarang, Kabupaten Magelang, Surakarta, Malang, Batu, Blitar, Mojokerto, Bojonegoro, dan Ngawi.
Baca juga: Balitbangtan kembangkan bibit unggul kelinci rexsi
Baca juga: Ekspor kelinci hias melalui Karantina Pertanian Soetta naik 73 persen
Pewarta: Subagyo
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2020
Tags: