Hasil "rapid test", pedagang Pasar Keputran Surabaya reaktif COVID-19
13 Mei 2020 16:09 WIB
Petugas melakukan pemeriksaan cepat COVID-19 (Rapid Test) terhadap warga di Pasar Keputran, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (12/5/2020). Pemeriksaan cepat terhadap sejumlah pedagang dan buruh di pasar induk itu guna mengetahui kondisi kesehatan mereka serta untuk mencegah penyebaran virus Corona (COVID-19). ANTARA FOTO/Didik Suhartono/hp.
Surabaya (ANTARA) - Sejumlah pedagang di Pasar Keputran, Kota Surabaya, Jawa Timur, dinyatakan reaktif setelah menjalani "rapid test" atau tes cepat COVID-19 yang digelar pemerintah kota setempat pada Selasa (12/5) malam.
"Dari 50 pedagang yang ikut rapid test, ada sejumlah pedagang reaktif. Info yang saya dapat ada delapan pedagang, ada juga 10 pedagang atau 12 pedagang. Informasi resminya di Dinkes (Dinas Kesehatan)," kata Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, rapid test tersebut merupakan hasil penelusuran penyebaran atau penularan COVID-19 yang dilakukan Pemkot Surabaya di wilayah Pasar Keputran.
Dari hasil penelusuran itu diketahui ada warga yang tinggal di gang dekat Pasar Keputran yang positif COVID-19.
"Makanya kita lakukan rapid test kepada pedagang sebagai upaya mencegah penularan COVID-19 yang lebih luas," katanya.
Hebi mengatakan rapid test tidak hanya dilakukan di Pasar Kembang saja, melainkan sudah dilakukan di sejumlah pasar seperti halnya Pasar Simo, Pasar Simo Gunung dan Pasar Kembang yang dilakukan pada Rabu ini.
Sebetulnya, lanjut dia, pihaknya ingin semua pedagang pasar tradisional di Surabaya dilakukan rapid test. Hanya saja, lanjut dia, alat yang digunakan untuk rapid test di Pemkot Surabaya jumlahnya terbatas.
"Maunya setiap pasar dilakukan rapid test. Tapi alatnya tidak ada. Jadi kami menfokuskan untuk kasus-kasus tertentu saja," katanya.
Meski demikian, lanjut dia, bila nantinya ada pedagang yang dinyatakan reaktif usai menjalani rapid ters, maka akan ditindaklanjuti dengan mengikuti tes "swab" untuk memastikan positif atau negatif COVID-19.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya dr Febria Rachmanita belum bisa dikonfirmasi terkait hal ini.
Saat dihubungi melalui ponselnya terdengar nada sambung namun tidak diangkat.
Baca juga: Risma minta pedagang jaga jarak saat sosialisasi PSBB di Pasar Pucang
Baca juga: Pedagang meninggal akibat Corona, pasar Surabaya ini tutup mulai 5 Mei
Baca juga: Pasar Kupang Gunung Surabaya ditutup akibat COVID-19
Baca juga: PSBB di Surabaya banyak pelanggaran karena sosialisasi minim
"Dari 50 pedagang yang ikut rapid test, ada sejumlah pedagang reaktif. Info yang saya dapat ada delapan pedagang, ada juga 10 pedagang atau 12 pedagang. Informasi resminya di Dinkes (Dinas Kesehatan)," kata Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, rapid test tersebut merupakan hasil penelusuran penyebaran atau penularan COVID-19 yang dilakukan Pemkot Surabaya di wilayah Pasar Keputran.
Dari hasil penelusuran itu diketahui ada warga yang tinggal di gang dekat Pasar Keputran yang positif COVID-19.
"Makanya kita lakukan rapid test kepada pedagang sebagai upaya mencegah penularan COVID-19 yang lebih luas," katanya.
Hebi mengatakan rapid test tidak hanya dilakukan di Pasar Kembang saja, melainkan sudah dilakukan di sejumlah pasar seperti halnya Pasar Simo, Pasar Simo Gunung dan Pasar Kembang yang dilakukan pada Rabu ini.
Sebetulnya, lanjut dia, pihaknya ingin semua pedagang pasar tradisional di Surabaya dilakukan rapid test. Hanya saja, lanjut dia, alat yang digunakan untuk rapid test di Pemkot Surabaya jumlahnya terbatas.
"Maunya setiap pasar dilakukan rapid test. Tapi alatnya tidak ada. Jadi kami menfokuskan untuk kasus-kasus tertentu saja," katanya.
Meski demikian, lanjut dia, bila nantinya ada pedagang yang dinyatakan reaktif usai menjalani rapid ters, maka akan ditindaklanjuti dengan mengikuti tes "swab" untuk memastikan positif atau negatif COVID-19.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya dr Febria Rachmanita belum bisa dikonfirmasi terkait hal ini.
Saat dihubungi melalui ponselnya terdengar nada sambung namun tidak diangkat.
Baca juga: Risma minta pedagang jaga jarak saat sosialisasi PSBB di Pasar Pucang
Baca juga: Pedagang meninggal akibat Corona, pasar Surabaya ini tutup mulai 5 Mei
Baca juga: Pasar Kupang Gunung Surabaya ditutup akibat COVID-19
Baca juga: PSBB di Surabaya banyak pelanggaran karena sosialisasi minim
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020
Tags: