Jakarta (ANTARA) - Program jalur penerimaan vokasi industri (jarvis) besutan Kementerian Perindustrian menerima hingga 20 ribu pendaftar selama masa pendaftaran secara daring pada 16 April-10 Mei 2020.

Hal tersebut menunjukkan bahwa pendaftaran calon mahasiswa politeknik dan akademi komunitas di lingkungan Kementerian Perindustrian pada tahun ini memiliki animo yang cukup tinggi.

“Kemenperin membuka kesempatan yang sama bagi seluruh lulusan sekolah tingkat menengah melalui jarvis, karena sistem ini dapat menjangkau dan menjaring calon-calon mahasiswa dari seluruh Indonesia,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita lewat keterangannya yang diterima di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Via Jarvis, Kemenperin ingin perluas akses pendidikan sektor industri

Jarvis merupakan program penerimaan mahasiswa baru di seluruh unit pendidikan milik Kemenperin, yang dilaksanakan dengan sistem online melalui portal www.jarvis.kemenperin.go.id.

Program jarvis ini diinisiasi oleh Kemenperin untuk memudahkan calon mahasiswa mendaftar, khususnya di tengah wabah Covid-19.

“Kami mencatat jumlah pendaftar jarvis pada tahun 2020 mengalami peningkatan dibandingkan penerimaan mandiri yang dilakukan oleh tiap politeknik dan akademi komunitas di tahun 2019,” tambah Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Industri (BPSDMI) Kemenperin Eko SA Cahyanto.

Eko menjelaskan calon mahasiswa yang mendaftar lewat jarvis sebanyak 20.707 orang. Angka tersebut lebih tinggi dari penerimaan yang dilakukan masing-masing politeknik maupun akademi komunitas pada tahun 2019, yaitu sebanyak 19.065 pendaftar.

Dari total pendaftar tersebut, lulusan sekolah menengah atas (SMA) cukup mendominasi dengan jumlah 13.794 pendaftar.

Selanjutnya diikuti oleh lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) sebanyak 5.344 pendaftar, dan dari lulusan madrasah aliyah (MA) 1.569 pendaftar.

“Langkah berikutnya, kami melakukan validasi terhadap total calon mahasiswa yang telah mendaftar tersebut,” ujar Eko.

Berdasarkan hasil validasi, sebanyak 14.085 pendaftar dinyatakan dapat mengikuti ujian secara online, sedangkan 6.745 pendaftar lainnya dinyatakan gugur.

“Setelah melalui proses pendaftaran dan verifikasi, calon mahasiswa akan mengikuti try out dan ujian yang diselenggarakan secara online,” imbuhnya.

Pelaksanaan try out akan digelar pada tanggal 13 Mei 2020 dan ujian online pada 16 Mei 2020.

“Try out ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana kemampuan dan kesiapan calon mahasiswa dalam menghadapi ujian sesungguhnya. Untuk try out dan ujian yang diselenggarakan secara online, yang diujikan adalah soal-soal tes potensi akademis (TPA) dan Bahasa Inggris,” papar Eko.

Selanjutnya, hasil ujian online tersebut akan diumumkan pada 5 Juni 2020.

Setelah itu, peserta yang lulus ujian online akan menghadapi tahap wawancara yang jadwalnya akan ditentukan kemudian oleh masing-masing politeknik dan akademi komunitas.

“Nantinya, kami hanya menerima sebanyak 3.041 calon mahasiswa yang berhasil lulus dari ujian online maupun wawancara,” tegas Eko.

Menurutnya, berdasarkan laporan yang diterima, politeknik yang berlokasi di Jakarta menjadi tujuan utama para calon mahasiswa tahun ini. Politeknik Sekolah Tinggi Manajemen Industri (STMI) menjadi pilihan utama dari 3.075 calon mahasiswa yang memilih.

Selain itu, sebanyak 2.998 calon mahasiswa memilih Politeknik Akademi Pimpinan Perusahaan (APP) Jakarta sebagai kampus tujuan utamanya.

“Politeknik yang berlokasi di Jakarta ini cukup banyak dipilih oleh para calon mahasiswa yang mendaftar. Mereka menempatkan kedua politeknik ini pada pilihan pertama saat mendaftar di situs jarvis,” tambah Eko.

Hingga saat ini, Kemenperin memiliki 10 politeknik dan dua akademi komunitas yang tersebar di seluruh Indonesia dan telah menyelenggarakan program pendidikan vokasi dalam menghasilkan sumber daya manusia (SDM) industri yang kompeten.

Baca juga: Dirjen Vokasi : SMK harus "nikah" dengan industri
Baca juga: Kemenperin pastikan siswa program vokasi pemerintah langsung kerja