Jakarta (ANTARA) - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan perlu ada skenario yang holistik untuk menangani dan memutus rantai penularan COVID-19 yang disebabkan virus corona baru.
"Perlu dipersiapkan skenario dari yang terbaik sampai dengan yang terburuk," kata Bima dalam sebuah webinar yang diadakan Aliansi Wali Kota dan Bupati se-Asia Pasifik dalam Pengendalian Tembakau (APCAT) yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Bima Arya targetkan bantuan sosial terdistribusi dalam sepekan
Bima mengatakan kolaborasi seluruh pihak yang dimotori pemerintah adalah sebuah keharusan dalam menangani dan memutus rantai penularan COVID-19.
Hal itu dilakukan di Indonesia, ketika pemerintah melibatkan seluruh pihak untuk memutus rantai penularan COVID-19 melalui kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Kuncinya adalah solidaritas seluruh pihak untuk ikut menghadapi COVID-19," tuturnya.
Bima juga berbagi pengalaman ketika dia menjadi salah satu pasien ketika dinyatakan positif COVID-19 dan harus dirawat selama 22 hari di rumah sakit.
Menurut Bima, meskipun dia harus dirawat dan diisolasi, penanganan COVID-19 di Kota Bogor tetap berjalan.
"Saya termasuk salah satu yang berhasil sembuh dari COVID-19," ujarnya.
Baca juga: Bima Arya instruksikan PSBB tahap II di Kota Bogor lebih ketat
Baca juga: Bima Arya berikan semangat kepada pegawai RSUD Kota Bogor
Baca juga: Bima Arya: COVID-19 ujian keimanan bagi semua orang
Wali Kota Bogor: Perlu skenario holistik tangani COVID-19
12 Mei 2020 20:40 WIB
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto meninjau pelaksanaan rapid test di Pasar Bogor, Kota Bogor (ANTARA/HO/Pemkot Bogor)
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020
Tags: