Jakarta (ANTARA) - Paket perdana bantuan Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) berupa peralatan pendeteksi virus dengan teknik data seketika reverse transcription–polymerase chain reaction (RT-PCR) untuk Indonesia tiba di Jakarta, Senin.

RT-PCR merupakan alat uji swab pada pasien yang diduga terinfeksi COVID-19 dan dapat memberikan hasil yang presisi untuk pencegahan penyebaran penyakit.

Baca juga: Indonesia mendapat alat deteksi COVID-19 dari IAEA

Atase Ilmu Pengetahuan PTRI Wina Dimas Irawan dalam keterangan tertulisnya diterima di Jakarta, Senin, menjelaskan bantuan peralatan RT-PCR beserta kelengkapannya itu dikirim secara bertahap menjadi enam paket pengiriman.

Selama ini IAEA memberikan bantuan pemanfaatan alat RT-PCR kepada negara anggotanya yang terjangkit wabah virus Ebola, Zika, MERS, dan sekarang digunakan untuk COVID-19.

“Hibah ini sendiri dalam bentuk peralatan RT-PCR yang kita banyak kenal untuk deteksi virus Corona (selain Ebola) yang selama ini digunakan IAEA membantu negara anggota yang terkena wabah Ebola, Zika, MERS, dan sekarang COVID-19,” kata Dimas Irawan.

"Serta pengembangan SDM dalam bentuk pelatihan teknis ke depan untuk meningkatkan kesiapan para pekerja medis dan teknis dalam menghadapi tantangan persebaran penyakit menular di masa depan," ujar dia.

Baca juga: Sidang Umum IAEA di Wina akui kemampuan Indonesia

Pada mulanya, menurut Dimas, RT-PCR dikembangkan dengan menggunakan teknik senyawa bertanda radioaktif, namun saat ini sudah digantikan dengan zat kimia fluoresens. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan kemudahan transportasi dan penggunaannya oleh operator.

Indonesia melalui Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) menjadi salah satu dari lebih 50 negara yang menerima bantuan serupa. Dengan bertambahnya peralatan RT-PCR di Indonesia, diharapkan dapat meningkatkan jumlah pemeriksaan terhadap masyarakat yang terindikasi terjangkit COVID-19.

Selain peralatan RT-PCR, IAEA juga memberikan bantuan kepada Indonesia berupa perlengkapan alat pelindung diri (APD) untuk pekerja laboratorium dan beberapa bantuan lainnya.

Bantuan ini merupakan wujud dari kerja sama teknik antara Indonesia dengan IAEA yang manfaatnya dapat dirasakan langsung masyarakat di tengah pandemi COVID-19.

Baca juga: Dinkes: DKI telah tes PCR pada 85.071 sampel

Baca juga: Presiden minta alat PCR COVID-19 buatan lokal segera diproduksi massal


Berdasarkan koordinasi yang dipimpin Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang melibatkan Kementerian Kesehatan, BNPB, Kementerian Luar Negeri dan BATAN, peralatan RT-PCR itu akan ditempatkan di Unit Pengujian Terpadu (UPT) Laboratorium Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat di Pontianak.

Pemilihan UPT Laboratorium Kesehatan di Pontianak ini mempertimbangkan perlunya meningkatkan kapasitas pengujian secara merata di seluruh provinsi sebagai bagian upaya nasional untuk mempercepat proses penanganan pandemi COVID-19.

Harapannya dengan tambahan peralatan ini dapat mempercepat dan memperbanyak pelaksanaan hasil pemeriksaan untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19.