BNPB prediksi penularan corona menurun mulai Juli
11 Mei 2020 21:19 WIB
Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan (kiri), Kadiv Humas Polri Brigjen Pol. Raden Prabowo Argo Yuwono (kedua kiri) dalam forum diskusi grup bertajuk "Virus Corona Berakhir... ?" di Jakarta, Senin (11-5-2020). ANTARA/Anita Permata Dewi
Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan memperkirakan bahwa jumlah kasus positif COVID-19 akan makin menurun mulai Juli 2020.
Prediksi tersebut bisa tercapai jika semua pihak tetap melaksanakan kebijakan PSBB, menjaga jarak, memakai masker, dan menjaga kebersihan secara disiplin.
"Kalau ini bisa kita lakukan bersama-sama, insyaallah, bisa kita lalui dengan baik dan mungkin setelah Mei dan Juni (kurva penularan) sudah mulai landai dan nanti, insyaallah September, sudah mulai menurun dan harapannya nanti di akhir tahun kita sudah baik," kata Lilik dalam FGD bertajuk "Virus Corona Berakhir... ?" di Jakarta, Senin.
Baca juga: Angka COVID-19 turun, MPR: Pemerintah jangan relaksasi PSBB
Meskipun demikian, diakuinya kasus COVID-19 belum akan hilang dalam waktu dekat karena vaksinnya belum ditemukan.
"Masalah COVID-19 ini tidak 100 persen akan selesai karena sampai hari ini pun belum ada vaksin untuk COVID-19," katanya.
Hal senada juga dikatakan Kadiv Humas Polri Brigjen Pol. Raden Prabowo Argo Yuwono.
Menurut Argo, dibutuhkan sikap disiplin kolektif dalam melaksanakan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19.
"Disiplin perorangan maupun disiplin kolektif. Artinya, ya, sama-sama berdisiplin melakukan protokol kesehatan pencegahan COVID-19," kata Argo.
Terkait dengan pelarangan mudik Lebaran tahun ini, Polri tidak henti-hentinya mengingatkan agar masyarakat menahan diri untuk tidak mudik.
Upaya ini penting untuk memutus rantai penularan COVID-19 di Indonesia.
"Memang polisi dibantu dengan TNI dan instansi terkait, kami tidak bosan-bosannya menyampaikan kepada masyarakat untuk tidak mudik," kata Argo.
Pihaknya juga sudah mendirikan check point Operasi Ketupat 2020 di berbagai lokasi untuk menghalau masyarakat yang masih nekat mudik sekaligus menyosialisasikan penerapan protokol kesehatan.
Baca juga: Angka kesembuhan pasien COVID-19 NTB terus meningkat
Mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya ini memastikan bahwa petugas di check point akan bersikap humanis dalam menjalankan tugasnya.
"Tetap kami komunikasikan dan kami juga tetap humanis dalam menyampaikannya. Kalau diberhentikan di check point, petugas akan memberikan hormat kepada pengendara, kemudian pengendara pun juga kita tanya, misalnya mau ke mana, untuk keperluan apa," katanya.
Sanksi yang dikenakan bagi masyarakat yang diduga hendak melakukan perjalanan mudik adalah putar balik kembali ke rumah.
Prediksi tersebut bisa tercapai jika semua pihak tetap melaksanakan kebijakan PSBB, menjaga jarak, memakai masker, dan menjaga kebersihan secara disiplin.
"Kalau ini bisa kita lakukan bersama-sama, insyaallah, bisa kita lalui dengan baik dan mungkin setelah Mei dan Juni (kurva penularan) sudah mulai landai dan nanti, insyaallah September, sudah mulai menurun dan harapannya nanti di akhir tahun kita sudah baik," kata Lilik dalam FGD bertajuk "Virus Corona Berakhir... ?" di Jakarta, Senin.
Baca juga: Angka COVID-19 turun, MPR: Pemerintah jangan relaksasi PSBB
Meskipun demikian, diakuinya kasus COVID-19 belum akan hilang dalam waktu dekat karena vaksinnya belum ditemukan.
"Masalah COVID-19 ini tidak 100 persen akan selesai karena sampai hari ini pun belum ada vaksin untuk COVID-19," katanya.
Hal senada juga dikatakan Kadiv Humas Polri Brigjen Pol. Raden Prabowo Argo Yuwono.
Menurut Argo, dibutuhkan sikap disiplin kolektif dalam melaksanakan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19.
"Disiplin perorangan maupun disiplin kolektif. Artinya, ya, sama-sama berdisiplin melakukan protokol kesehatan pencegahan COVID-19," kata Argo.
Terkait dengan pelarangan mudik Lebaran tahun ini, Polri tidak henti-hentinya mengingatkan agar masyarakat menahan diri untuk tidak mudik.
Upaya ini penting untuk memutus rantai penularan COVID-19 di Indonesia.
"Memang polisi dibantu dengan TNI dan instansi terkait, kami tidak bosan-bosannya menyampaikan kepada masyarakat untuk tidak mudik," kata Argo.
Pihaknya juga sudah mendirikan check point Operasi Ketupat 2020 di berbagai lokasi untuk menghalau masyarakat yang masih nekat mudik sekaligus menyosialisasikan penerapan protokol kesehatan.
Baca juga: Angka kesembuhan pasien COVID-19 NTB terus meningkat
Mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya ini memastikan bahwa petugas di check point akan bersikap humanis dalam menjalankan tugasnya.
"Tetap kami komunikasikan dan kami juga tetap humanis dalam menyampaikannya. Kalau diberhentikan di check point, petugas akan memberikan hormat kepada pengendara, kemudian pengendara pun juga kita tanya, misalnya mau ke mana, untuk keperluan apa," katanya.
Sanksi yang dikenakan bagi masyarakat yang diduga hendak melakukan perjalanan mudik adalah putar balik kembali ke rumah.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020
Tags: