Jakarta (ANTARA News) - Bom yang ditemukan polisi di kamar 1808 Hotel JW Marriott ternyata telah didesain untuk lebih dulu meledak dibandingkan dengan dua bom lainnya.

Karena diduga ada gangguan teknis, bom di dalam kamar tidak meledak, kata Kepala Bidang Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Ketut Untung Yoga Ana di Jakarta Media Center, Bellagio Mall, Jl Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis petang.

Jika kedua bom yang meledak di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton pada Jumat (17/7) pukul 07:43 WIB dan 07:47 WIT maka bom yang berada dalam kamar telah didesain untuk meledak sebelum jam itu.

"Hal ini terlihat jelas karena bom yang ada dalam hotel dilengkapi dengan timer yang menunjukkan waktu ledakan. Pokoknya, bom ini meledak sebelum dua bom lainnya," katanya.

Yoga memastikan bahwa bom dalam kamar itu telah aktif sehingga satu-satunya cara untuk menjinakkan bom adalah diledakkan di tempat yang aman.

Menurut dia, dilihat dari materi bom yakni black powder maka diduga kuat bom yang ditemukan dalam kamar identik dengan dua bom yang meledak.

Ledakan bom di kedua hotel itu menyebabkan sembilan orang tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka.

Ketika menyisir kedua hotel itu pascaledakan dua bom, polisi menemukan satu bom di kamar 1808 Hotel JW Marriott.

Namun Polri belum dapat memastikan apakah bom itu dirakit dalam kamar hotel atau tempat lain karena masih dalam penyelidikan polisi.

Pada bagian lain, Yoga Ana mengatakan, adanya informasi bahwa seseorang bernama N dan I diduga menjadi pelaku bom bunuh diri ternyata tidak benar.

Polisi telah mengambil sampel DNA dari ayah N dan I untuk dicocokkan dengan jenazah yang belum teridentifikasi dan hasilnya tidak ada yang identik.

Untuk mengetahui identitas dua pelaku bom bunuh diri itu, polisi kini telah mengeluarkan sketsa wajah yang dibuat berdasarkan data potongan kepala yang ditemukan di lokasi kejadian yang hingga kini belum teridentifikasi.(*)