Pemerintah minta protokol kesehatan bagi WNI dari luar negeri dipahami
11 Mei 2020 17:33 WIB
Tangkapan layar akun Youtube BNPB Indonesia saat menayangkan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto ketika menyampaikan informasi terkini tentang penanganan COVID-19 di Jakarta, Senin (11/5/2020). (ANTARA/Dewanto Samodro)
Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto meminta masyarakat bisa memahami protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah terhadap warga negara Indonesia yang baru pulang dari luar negeri.
"Ini kerja keras kita, bukan hanya untuk melindungi mereka yang baru pulang dari luar negeri melainkan juga masyarakat yang ada di dalam negeri," kata Yurianto dalam jumpa pers yang disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia secara langsung dan dipantau di Jakarta, Senin.
Yurianto mengatakan kepulangan warga negara Indonesia dari luar negeri ke Tanah Air juga berkaitan dengan pandemi COVID-19 yang sedang terjadi di seluruh dunia.
Jangan sampai mereka kembali dan masuk ke Tanah Air dalam kondisi sakit. Karena itu, mereka akan menjalani pemeriksaan lengkap dan komprehensif untuk memastikan kondisi kesehatan mereka.
Baca juga: Pemerintah: Disiplin dan patuh PSBB kunci mengakhiri pandemi
Baca juga: Pembawa virus COVID tanpa masker berpotensi tularkan virus 75 persen
"Apa pun yang terjadi harus diterima. Manakala mereka sakit, maka kewajiban negara untuk merawat mereka sampai sembuh, sampai tuntas," tuturnya.
Menurut Yurianto, pada masa awal pandemi COVID-19 terjadi di Indonesia memang berasal dari warga negara asing yang datang ke Tanah Air atau disebut kasus impor.
Seiiring waktu berjalan, persebaran virus corona penyebab COVID-19 lebih didominasi penularan lokal, yaitu antara sesama warga negara Indonesia.
"Itu masalah yang harus menjadi fokus kita bersama untuk mengendalikan dan memutus rantai penularan COVID-19," katanya.
Hingga Senin, pemerintah telah melakukan pemeriksaan tes PCR dan tes cepat molekuler terhadap 161.351 spesimen dari 116.358 orang dengan konfirmasi positif 14.265 kasus dan negatif 102.093 kasus.
Sementara itu, jumlah pasien sembuh dari COVID-19 bertambah 183 orang menjadi 2.881 orang, jumlah pasien meninggal bertambah 18 orang menjadi 991 orang, dan kasus positif bertambah 233 orang menjadi 14.265 orang.
Baca juga: Yurianto: Respon pandemi lebih cepat jika masyarakat patuh
"Ini kerja keras kita, bukan hanya untuk melindungi mereka yang baru pulang dari luar negeri melainkan juga masyarakat yang ada di dalam negeri," kata Yurianto dalam jumpa pers yang disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia secara langsung dan dipantau di Jakarta, Senin.
Yurianto mengatakan kepulangan warga negara Indonesia dari luar negeri ke Tanah Air juga berkaitan dengan pandemi COVID-19 yang sedang terjadi di seluruh dunia.
Jangan sampai mereka kembali dan masuk ke Tanah Air dalam kondisi sakit. Karena itu, mereka akan menjalani pemeriksaan lengkap dan komprehensif untuk memastikan kondisi kesehatan mereka.
Baca juga: Pemerintah: Disiplin dan patuh PSBB kunci mengakhiri pandemi
Baca juga: Pembawa virus COVID tanpa masker berpotensi tularkan virus 75 persen
"Apa pun yang terjadi harus diterima. Manakala mereka sakit, maka kewajiban negara untuk merawat mereka sampai sembuh, sampai tuntas," tuturnya.
Menurut Yurianto, pada masa awal pandemi COVID-19 terjadi di Indonesia memang berasal dari warga negara asing yang datang ke Tanah Air atau disebut kasus impor.
Seiiring waktu berjalan, persebaran virus corona penyebab COVID-19 lebih didominasi penularan lokal, yaitu antara sesama warga negara Indonesia.
"Itu masalah yang harus menjadi fokus kita bersama untuk mengendalikan dan memutus rantai penularan COVID-19," katanya.
Hingga Senin, pemerintah telah melakukan pemeriksaan tes PCR dan tes cepat molekuler terhadap 161.351 spesimen dari 116.358 orang dengan konfirmasi positif 14.265 kasus dan negatif 102.093 kasus.
Sementara itu, jumlah pasien sembuh dari COVID-19 bertambah 183 orang menjadi 2.881 orang, jumlah pasien meninggal bertambah 18 orang menjadi 991 orang, dan kasus positif bertambah 233 orang menjadi 14.265 orang.
Baca juga: Yurianto: Respon pandemi lebih cepat jika masyarakat patuh
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020
Tags: