Di New South Wales (NSW), negara bagian dengan populasi terbanyak, murid-murid mulai masuk sekolah secara terbatas, selagi pemerintah masih berupaya mengurangi risiko penularan virus corona.
"Saya paham bahwa hal ini menjadi kelegaan yang besar bagi para keluarga. Demikian juga bagi pemerintah negara bagian karena kami tahu betapa pentingnya anak-anak menerima pelajaran secara tatap muka langsung," kata Perdana Menteri NSW Gladys Berejiklian.
Pemerintah NSW menyebut pihaknya telah menyalurkan ribuan liter sabun dan cairan pencuci tangan ke sekolah-sekolah, serta alat pelindung diri dan pelacak suhu tubuh. Kegiatan kelas akan dikurangi, kontak fisik antarsiswa juga diminimalisasi.
Baca juga: Negara bagian terbesar Australia longgarkan penguncian mulai 15 Mei
Siswa tingkat akhir yang terganggu ujiannya akan menghadiri sedikitnya tiga hari di kelas dalam sepekan, kata Berejiklian, sementara rencana kembali ke sekolah secara normal dan penuh waktu bagi semua siswa akan dilakukan akhir Mei.
NSW menjadi wilayah yang mencatatkan 45 persen dari kasus nasional COVID-19 di Australia, yang totalnya sebanyak 6.941 kasus positif dan 97 kematian. Namun, pemerintah negara bagian tersebut akan melonggarkan sejumlah pembatasan pergerakan warga pada pekan ini seiring dengan penurunan kasus baru.
Negara bagian itu hanya mencatatkan satu kasus baru dalam 24 jam terakhir hingga Senin pagi, dari jumlah 13 kasus baru secara nasional.
Sementara itu, pemerintah Negara Bagian Victoria --wilayah dengan jumlah penduduk tertinggi kedua di negara itu-- meminta orang tua murid untuk, tetap menjaga anak mereka berada di rumah jika memungkinkan hingga pertengahan tahun ini.
Baca juga: Australia berupaya pulihkan ekonomi pada Juli pasca wabah COVID-19
Setelah pada Jumat (8/5) menyampaikan rencana tiga tahap untuk melonggarkan pembatasan sosial bagi warga Australia hingga Juli nanti, para pejabat federal akan kembali membahas rencana lanjutan pada Senin, khususnya mengenai risiko penularan di transportasi umum saat kegiatan bisnis dibuka kembali.
Pejabat kesehatan, Nick Coatsworth, menyebut warga Australia maupun pelaku bisnis dan pengelola tempat umum harus dapat bertanggung jawab untuk melaksanakan aturan pembatasan sosial secara mandiri demi mencegah kemunculan infeksi COVID-19 gelombang kedua.
"Gelombang (kedua) di seluruh negeri ini memang cenderung tidak terjadi, namun masih mungkin jika kita terlalu banyak berada di luar dan berkumpul," kata Coatsworth dalam wawancara dengan stasiun televisi Channel Nine.
Dia menambahkan, "Kami ingin orang-orang keluar rumah, toko-toko kembali buka, namun mereka harus melakukannya secara bertanggung jawab."
Sejauh ini, Australia telah mampu mencegah jumlah kematian tinggi akibat COVID-19 --seperti yang terjadi di negara-negara lain-- setelah menerapkan aturan diam di rumah secara nasional serta menutup perbatasan, termasuk antarnegara bagian.
Sumber: Reuters
Baca juga: Jika pandemi belum usai, Australia Open tahun depan dibatalkan
Baca juga: Australia pidanakan pengguna data aplikasi COVID-19 di luar keperluan