Wapres: Pemerintah siapkan program pemulihan pascapandemi COVID-19
11 Mei 2020 10:08 WIB
Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan tausiyah secara daring dalam acara Ramadhan Online Tahun 2020 yang diselenggarakan pengurus Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) dari Kediaman Wapres Jakarta, Minggu (10/5/2020). (Asdep Komunikasi dan Informasi Publik (KIP) Setwapres)
Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan Pemerintah telah menyiapkan sejumlah program pembangunan untuk pemulihan pascapandemi COVID-19, yang menyebabkan Pemerintah mengubah fokus pembangunan di tahun 2020.
"Kita sudah mulai melakukan pembuatan dan penyiapan program-program untuk nanti recovery terhadap kita mengembalikan posisi lagi, sesuai dengan prioritas yang sudah kita rancangkan dan canangkan," kata Wapres Ma'ruf Amin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.
Program-program pemulihan tersebut, lanjut Ma'ruf, akan menekankan pada bidang ekonomi sebagai sektor yang paling terdampak dalam jangka panjang setelah pandemi COVID-19.
"Akan ada tekanan pada sektor-sektor yang terdampak sangat dalam akibat pandemi ini, misalnya sektor ekonomi, termasuk kelompok usaha baik usaha menengah besar (UMB) maupun usaha mikro kecil (UMK)," jelasnya saat memberikan tausiyah Ramadhan Online kepada Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI).
Selain itu, penanggulangan kelompok miskin juga akan mendapat perhatian Pemerintah mengingat pandemi COVID-19 juga berimbas pada meningkatnya jumlah masyarakat miskin yang diprediksi mencapai 40 persen, kata Wapres.
"Kita harus melakukan upaya-upaya pemenuhan hajat hidup mereka dan pemberdayaan kembali untuk memperkecil jumlah kelompok masyarakat miskin di Indonesia," tambahnya.
Baca juga: Wapres Ma'ruf: Satukan kekuatan untuk penanganan COVID-19
Pandemi COVID-19 menyebabkan sejumlah negara menerapkan kebijakan darurat dalam mengatasi dampaknya, baik di bidang kesehatan maupun ekonomi. Indonesia pun juga mengalami hal serupa yakni melakukan perubahan fokus pembangunan untuk penanganan pandemi.
"Ini di luar kemampuan kita dengan terjadi pandemi COVID-19 ini. Dampaknya bukan hanya masalah kesehatan atau masalah jiwa manusia terancam, tetapi juga masalah sosial dan masalah ekonomi; juga termasuk di negara kita," ujarnya.
Baca juga: Wapres: Ulama di semua negara melakukan telaah ulang di tengah pandemi
Baca juga: Wapres: Teori konspirasi hasil cara berpikir tekstual dan konservatif
Baca juga: Wapres: Konservatisme buat negara berpenduduk Islam sulit berkembang
Baca juga: Wapres: Shalat berjamaah tidak boleh dilakukan di zona merah COVID-19
"Kita sudah mulai melakukan pembuatan dan penyiapan program-program untuk nanti recovery terhadap kita mengembalikan posisi lagi, sesuai dengan prioritas yang sudah kita rancangkan dan canangkan," kata Wapres Ma'ruf Amin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.
Program-program pemulihan tersebut, lanjut Ma'ruf, akan menekankan pada bidang ekonomi sebagai sektor yang paling terdampak dalam jangka panjang setelah pandemi COVID-19.
"Akan ada tekanan pada sektor-sektor yang terdampak sangat dalam akibat pandemi ini, misalnya sektor ekonomi, termasuk kelompok usaha baik usaha menengah besar (UMB) maupun usaha mikro kecil (UMK)," jelasnya saat memberikan tausiyah Ramadhan Online kepada Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI).
Selain itu, penanggulangan kelompok miskin juga akan mendapat perhatian Pemerintah mengingat pandemi COVID-19 juga berimbas pada meningkatnya jumlah masyarakat miskin yang diprediksi mencapai 40 persen, kata Wapres.
"Kita harus melakukan upaya-upaya pemenuhan hajat hidup mereka dan pemberdayaan kembali untuk memperkecil jumlah kelompok masyarakat miskin di Indonesia," tambahnya.
Baca juga: Wapres Ma'ruf: Satukan kekuatan untuk penanganan COVID-19
Pandemi COVID-19 menyebabkan sejumlah negara menerapkan kebijakan darurat dalam mengatasi dampaknya, baik di bidang kesehatan maupun ekonomi. Indonesia pun juga mengalami hal serupa yakni melakukan perubahan fokus pembangunan untuk penanganan pandemi.
"Ini di luar kemampuan kita dengan terjadi pandemi COVID-19 ini. Dampaknya bukan hanya masalah kesehatan atau masalah jiwa manusia terancam, tetapi juga masalah sosial dan masalah ekonomi; juga termasuk di negara kita," ujarnya.
Baca juga: Wapres: Ulama di semua negara melakukan telaah ulang di tengah pandemi
Baca juga: Wapres: Teori konspirasi hasil cara berpikir tekstual dan konservatif
Baca juga: Wapres: Konservatisme buat negara berpenduduk Islam sulit berkembang
Baca juga: Wapres: Shalat berjamaah tidak boleh dilakukan di zona merah COVID-19
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020
Tags: