Pemerintah Yakin Ekonomi Tidak Terpengaruh Ledakan Bom
22 Juli 2009 18:50 WIB
Menkeu Sri Mulyani Indrawati (kanana) didampingi Ketua Kadin MS Hidayat, dan perwakilan Foreign Chambers James Castle seusai pertemuan kalangan pebisnis dengan perwakilan pemerintah, di Jakarta, Rabu (22/7). (ANTARA/Andika Wahyu )
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi di tahun 2009 tidak akan terpengaruh dengan ledakan bom di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton, Jl Mega Kuningan, Jakarta(17/7) lalu.
Pelaksana Harian Menteri Koordinator Perekonomian Sri Mulyani mengatakan hal itu dalam jumpa pers di Jakarta Media Center, Jl Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu petang.
Sri Mulyani dalam acara itu didampingi oleh Menteri Perdagangan Marie Pangestu, Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal dan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) MS Hidayat.
"Pemerintah optimis proyeksi pertumbuhan ekonomi sampai akhir 2009 akan ada kisaran antara empat hingga 4,5 persen," kata Sri Mulyani.
Ia mengatakan, pemerintah tidak punya alasan untuk merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi terkait dengan ledakan bom itu.
Namun, ia mengakui bahwa ada dampak akibat ledakan itu namun bersifat dampak sesaat dan tidak membawa pengaruh signifikan bagi perekonomian.
Pada bagian lain, ia mengatakan, untuk mengatasi imbas ledakan bom bagi kegiatan ekonomi, pemerintah akan memantau arus barang dan orang di pelabuhan dan bandara serta obyek-obyek wisata.
"Memang ada pengaruh di Jakarta di hari pertama dan kedua tapi tidak berdampak di daerah-daerah," katanya.
Menurut dia, pemantauan di berbagai pelabuhan dan bandara juga baik di Jakarta, Subabaya, Bali, Medan dan berbagai daerah juga menunjukkan bahwa tidak ada perubahan signifikan akibat kejadian itu.
Soal tingkat hunian hotel, katanya, hingga kini tidak ada pengaruh dan masih dalam tahap wajar.
Ledakan bom di dua hotel itu menyebabkan sembilan orang tewas dan melukai ratusan orang lainnya.
Kejadian itu juga mengejutkan kalangan pengusaha karena ada beberapa pengusaha yang sedang membicarakan bisnis saat ledakan terjadi bahkan ada pengusaha yang ikut menjadi korban tewas.
Hingga kini, polisi belum dapat memastikan siapa yang bertanggungjawab atas terjadinya ledakan itu.(*)
Pelaksana Harian Menteri Koordinator Perekonomian Sri Mulyani mengatakan hal itu dalam jumpa pers di Jakarta Media Center, Jl Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu petang.
Sri Mulyani dalam acara itu didampingi oleh Menteri Perdagangan Marie Pangestu, Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal dan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) MS Hidayat.
"Pemerintah optimis proyeksi pertumbuhan ekonomi sampai akhir 2009 akan ada kisaran antara empat hingga 4,5 persen," kata Sri Mulyani.
Ia mengatakan, pemerintah tidak punya alasan untuk merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi terkait dengan ledakan bom itu.
Namun, ia mengakui bahwa ada dampak akibat ledakan itu namun bersifat dampak sesaat dan tidak membawa pengaruh signifikan bagi perekonomian.
Pada bagian lain, ia mengatakan, untuk mengatasi imbas ledakan bom bagi kegiatan ekonomi, pemerintah akan memantau arus barang dan orang di pelabuhan dan bandara serta obyek-obyek wisata.
"Memang ada pengaruh di Jakarta di hari pertama dan kedua tapi tidak berdampak di daerah-daerah," katanya.
Menurut dia, pemantauan di berbagai pelabuhan dan bandara juga baik di Jakarta, Subabaya, Bali, Medan dan berbagai daerah juga menunjukkan bahwa tidak ada perubahan signifikan akibat kejadian itu.
Soal tingkat hunian hotel, katanya, hingga kini tidak ada pengaruh dan masih dalam tahap wajar.
Ledakan bom di dua hotel itu menyebabkan sembilan orang tewas dan melukai ratusan orang lainnya.
Kejadian itu juga mengejutkan kalangan pengusaha karena ada beberapa pengusaha yang sedang membicarakan bisnis saat ledakan terjadi bahkan ada pengusaha yang ikut menjadi korban tewas.
Hingga kini, polisi belum dapat memastikan siapa yang bertanggungjawab atas terjadinya ledakan itu.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009
Tags: