Jakarta (ANTARA) - Lembaga Biologi Molekuler Eijkman mengatakan terdapat 13 hasil urutan genom atau whole genom sequencing virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 yang sudah dikirim Indonesia ke GISAID, yang mengumpulkan hasil urutan genom virus SARS-CoV-2 dari seluruh dunia.

Ke-13 hasil urutan genom tersebut terdiri atas tujuh hasil whole genom sequencing dari Eijkman, dan enam hasil whole genom sequencing dari
Universitas Airlangga.

"Sudah dilaporkan ke GISAID awalnya tiga (whole genom sequencing) terus kami sudah 'submit' (kirim) lagi jadinya ada tujuh dari Eijkman," kata Kepala Lembaga Eijkman Amin Soebandrio kepada ANTARA, Jakarta, Minggu.

Tiga dari tujuh hasil whole genom sequencing dari Eijkman telah diidentifikasi GISAID, dan dinyatakan tidak masuk dalam tiga tipe yang sudah dikelompokkan secara global yaitu S, G, V. Itu berarti tiga data hasil urutan genom virus Corona penyebab COVID-19 di Indonesia berbeda dari tiga tipe dunia yang telah teridentifikasi.

Baca juga: Eijkman berencana lakukan 100 whole genom sequencing virus COVID-19

Perbedaan itu terjadi karena virus bermutasi, dan proses mutasinya merupakan bagian dari siklus hidup virus tersebut untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan.

Sementara, hasil urutan whole genom sequencing lainnya belum dianalisis oleh GISAID, sehingga belum diketahui masuk pada tipe yang mana.

"Yang baru dianalisis tiga pertama itu yang tidak termasuk dalam kelompok yang sudah ada," tutur Amin.

Sebelumnya, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan pengurutan genom virus (whole genom sequencing) diperlukan untuk mengetahui asal virus penyebab COVID-19 yang beredar di Indonesia.

Baca juga: Eijkman segera selesaikan grand design pengembangan vaksin COVID-19

"Gunanya kita melakukan whole genom sequencing selain sebagai bagian dari riset untuk nantinya menemukan vaksin, yang paling penting bisa melacak rute transmisi dari virus di Indonesia, jadi artinya kita ingin tahu virus di Indonesia itu dapat dari mana," kata Menristek Bambang dalam bincang bersama salah satu media swasta di Indonesia yang ditayangkan secara langsung, Jakarta, Jumat.

Transmisi itu yang nantinya bisa dideteksi melalui whole genom sequencing yang sekaligus juga menentukan seberapa cepat virus itu beradaptasi ketika menyebar di Indonesia.

Dengan lebih banyak urutan genom virus SARS-Cov-2 penyebab COVID-19 di Indonesia, maka dapat diperoleh gambaran karakteristik virus penyebab COVID di Indonesia. Pengetahuan tentang karakteristik virus sangat bermanfaat untuk pengembangan obat dan vaksin yang bisa difokuskan pada virus penyebab COVID-19 yang beredar di Indonesia.

Baca juga: Eijkman: terapi plasma konvalesen diterapkan di RSPAD Gatot Soebroto