Jakarta (ANTARA) - Minat investor menanamkan investasi di DKI Jakarta tetap tinggi pada triwulan I/2020 meski di tengah pandemi COVID-19.

"Triwulan pertama ini memang cukup berat karena adanya pandemi COVID-19 yang berdampak pada pelemahan perekonomian dunia," kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi DKI Jakarta Benni Aguscandra dalam keterangan tertulisnya yang diterima ANTARA, Sabtu.

Meski ada wabah, n​​​​​​amun masih ada kabar baik, yakni Jakarta masih menjadi yang terdepan dalam hal pencapaian realisasi investasi penanaman modal asing (PMA). "Kami terus berusaha dapat meraih target Realisasi Investasi tahun 2020 yang telah ditetapkan, sebesar Rp110 Triliun.” ujarnya.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi penanaman modal di DKI Jakarta pada triwulan I 2020 sebesar Rp20,1 triliun dengan rincian untuk penanaman PMA bernilai 0,91 miliar dolar AS atau setara Rp13,1 triliun. Sedangkan untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN) tercatat sebesar Rp7 miliar.

Total terdapat 6.957 proyek PMA dan PMDN yang tercatat dalam realisasi investasi selama triwulan I/2020. Jumlah proyek investasi di DKI Jakarta merupakan yang terbanyak secara nasional.

Baca juga: DKI bidik investasi sebesar Rp1.000 triliun dari Saudi
Baca juga: Realisasi investasi di DKI Jakarta Rp74,8 triliun hingga September 2017
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) DKI Jakarta Benni Aguscandra. (ANTARA/HO/Humas DPMPTSP DKI Jakarta)
Hal ini membuktikan bahwa investasi masih menggeliat di tengah pandemi. "Semoga ini berita baik bagi perekonomian ibu kota” ujar Benni.

Untuk kinerja realisasi investasi selama leriode Triwulan I/2020 berdasarkan wilayah kota atau kabupaten urutan pertama Jakarta Selatan dengan nilai kinerja investasi sebesar Rp10,7 triliun.

Disusul Jakarta Pusat Rp4,7 triliun, Jakarta Timur Rp2,6 triliun, Jakarta Barat Rp1,6 triliun, terakhir wilayah Jakarta Utara dan Kabupaten Kepulauan Seribu dengan Rp0,5 triliun.

Selanjutnya, Benni mengatakan untuk penanaman modal asing paling banyak di Jakarta saat ini berasal dari Singapura.

Singapura menjadi negara dengan realisasi PMA tertinggi di DKI Jakarta pada periode ini. DKI akan terus menjajaki peluang-peluang investasi dari negara lain dengan terus melakukan promosi, sosialisasi perizinan dan nonperizinan serta instrumen-instrumen lainnya yang membuat investor tertarik untuk berinvestasi.

"Tentunya berbagai kegiatan tersebut akan kami sesuaikan dengan kebijakan pemerintah dalam pencegahan penyebaran COVID-19” kata Benni.

Berikut rincian besaran PMA dari negara-negara asing, Singapura 0,6 miliar dolar AS, China 0,12 miliar dolar AS, Jepang 0,1 miliar dolar AS dan Hongkong 0,01 miliar dolar AS.
Baca juga: DKI investasi Rp1 triliun di Konawe Kepulauan