Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia terus mengintensifkan pencarian buronan nomor satu pelaku serangkaian teror bom Noordin M Top, termasuk berkoordinasi dengan Pemerintah Malaysia, karena Noordin memang berasal dari Malaysia.

"Ya...kami tentu sudah dan terus berkomunikasi, berkoordinasi dengan pemerintah serta aparat Malaysia, untuk mencari dan membekuk Noordin M Top," kata Kepala Desk Antiteror Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Irjen Pol Ansyaad Mbai kepada ANTARA News di Jakarta, Minggu.

Tak hanya itu. Saat ini area pencarian Noordin M Top juga diperluas tidak saja di daerah-daerah yang ditengarai sebagai lokasi persembunyian jaringan Noordin M Top seperti Jawa dan Sumatra, tetapi juga wilayah lain di Indonesia, tutur Ansyaad.

Ia mengemukakan, koordinasi antara Pemerintah RI dan Malaysia juga difokuskan pada aliran dan sumber dana, racikan bahan peledak yang digunakan dan lainnya.

"Dari segala aspeklah kami koordinasikan terus," ujar Ansyaad menambahkan.

Ia mengemukakan, berdasarkan temuan dan modus operandi terkait pemboman di Mega Kuningan Jumat (17/7) pagi, Noordin M Top dan jaringannya dapat ditetapkan berada di balik aksi teror tersebut.

Akan tetapi, lanjut dia, ini masih perlu analisis mendalam.

Tak hanya dengan Malaysia, Pemerintah dan aparat RI pun berkoordinasi dengan beberapa negara mengingat aksi terorisme termasuk yang terjadi di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton pada Jumat (17/7) pagi, merupakan kejahatan kemanusiaan.

Aksi teror bom di kedua hotel berbintang itu, menewaskan sembilan orang dan 53 lainnya luka-luka. Dari 53 korban terluka itu 16 adalah warga asing dan 37 warga negara Indonesia.

Ke-16 warga asing yang terluka itu berasal dari Amerika Serikat enam orang, Belanda (dua orang), Kanada (dua orang), Korea Selatan (dua orang), India, Selandia Baru dan Norwegia masing-masing satu orang. (*)