WHO nyatakan pasar di Wuhan berperan dalam penyebaran virus corona
8 Mei 2020 21:53 WIB
Pasar Huanan, Wuhan, tempat pertama kali ditemukannya virus corona jenis baru yang menyebabkan 617 orang terkena pneumonia berat dan 17 di antaranya tewas. Pasar seluas tujuh kali lapangan bola itu menjual hasil laut, unggas, ular, kelelawar, binatang ternak, dan binatang liar. (ANTARA/HO-yehuoqingnian/mii)
Jenewa (ANTARA) - Sebuah pasar grosir di pusat Kota Wuhan di China memainkan peran dalam penyebaran virus corona baru tahun lalu, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Otoritas China menutup pasar tersebut pada Januari, dalam upaya menghentikan penyebaran virus dan memerintahkan larangan sementara perdagangan dan konsumsi satwa liar.
"Pasar memainkan peran dalam peristiwa itu. Namun apa perannya kami tidak tahu, apakah sebagai sumber atau yang memperluas penyebaran atau hanya sebuah kebetulan bahwa sejumlah kasus terdeteksi di dalam dan sekitar pasar itu," kata Dr Peter Ben Embarek, ahli WHO tentang keamanan pangan dan virus zoonosis yang melintasi penghalang spesies dari hewan ke manusia.
Tidak jelas apakah hewan hidup atau pedagang yang terinfeksi atau pembeli mungkin telah membawa virus ke pasar, katanya dalam konferensi pers di Jenewa, Jumat.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo mengatakan ada "sejumlah besar bukti" bahwa virus itu berasal dari laboratorium di Wuhan, meskipun dia juga mengatakan tidak ada kepastian.
Tidak ada bukti publik yang mengaitkan wabah itu dengan laboratorium di Wuhan dan para ilmuwan mengatakan virus corona tampaknya telah berkembang di alam. Sebuah laporan intelijen Jerman meragukan dugaan Pompeo, menurut Der Spiegel.
Ben Embarek tidak menanggapi tuduhan itu.
Dia mencatat bahwa perlu waktu setahun bagi para peneliti untuk mengidentifikasi unta sebagai sumber virus MERS (Middle East Respiratory Syndrome), sebuah virus corona yang muncul di Arab Saudi pada 2012 dan menyebar di Timur Tengah.
"Yang penting, apa yang akan sangat membantu, adalah untuk menahan virus sebelum beradaptasi ke manusia, sebelum versi yang kita miliki sekarang. Karena dengan begitu kita akan lebih memahami bagaimana virus beradaptasi dengan manusia, bagaimana itu berkembang," kata Ben Embarek.
"Dalam hal investigasi, China memiliki kemungkinan besar, semua keahlian yang diperlukan untuk melakukan investigasi ini. Mereka memiliki banyak peneliti yang sangat berkualitas untuk itu," ia menambahkan.
Sudah menjadi pemandangan umum di Asia di mana pasar-pasar tradisional menjual produk segar dan hewan hidup, seperti ikan, di ruang terbuka.
Banyak pasar di seluruh dunia yang menjual hewan hidup harus diatur dengan lebih baik dan kondisi kebersihan ditingkatkan, dan beberapa lainnya harus ditutup, kata Ben Embarek.
"Tetapi sebagian besar bisa diperbaiki, bisa lebih terorganisasi," ujar dia.
Ini sering menjadi masalah pengendalian pengelolaan limbah, pergerakan orang dan barang, dan pemisahan hewan hidup dari produk hewani dan dari barang segar, kata dia.
Sumber: Reuters
Baca juga: WHO ingatkan pasar basah harus higienis dan tidak jual satwa liar
Baca juga: Australia minta G20 akhiri pasar basah hewan liar terkait corona
Otoritas China menutup pasar tersebut pada Januari, dalam upaya menghentikan penyebaran virus dan memerintahkan larangan sementara perdagangan dan konsumsi satwa liar.
"Pasar memainkan peran dalam peristiwa itu. Namun apa perannya kami tidak tahu, apakah sebagai sumber atau yang memperluas penyebaran atau hanya sebuah kebetulan bahwa sejumlah kasus terdeteksi di dalam dan sekitar pasar itu," kata Dr Peter Ben Embarek, ahli WHO tentang keamanan pangan dan virus zoonosis yang melintasi penghalang spesies dari hewan ke manusia.
Tidak jelas apakah hewan hidup atau pedagang yang terinfeksi atau pembeli mungkin telah membawa virus ke pasar, katanya dalam konferensi pers di Jenewa, Jumat.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo mengatakan ada "sejumlah besar bukti" bahwa virus itu berasal dari laboratorium di Wuhan, meskipun dia juga mengatakan tidak ada kepastian.
Tidak ada bukti publik yang mengaitkan wabah itu dengan laboratorium di Wuhan dan para ilmuwan mengatakan virus corona tampaknya telah berkembang di alam. Sebuah laporan intelijen Jerman meragukan dugaan Pompeo, menurut Der Spiegel.
Ben Embarek tidak menanggapi tuduhan itu.
Dia mencatat bahwa perlu waktu setahun bagi para peneliti untuk mengidentifikasi unta sebagai sumber virus MERS (Middle East Respiratory Syndrome), sebuah virus corona yang muncul di Arab Saudi pada 2012 dan menyebar di Timur Tengah.
"Yang penting, apa yang akan sangat membantu, adalah untuk menahan virus sebelum beradaptasi ke manusia, sebelum versi yang kita miliki sekarang. Karena dengan begitu kita akan lebih memahami bagaimana virus beradaptasi dengan manusia, bagaimana itu berkembang," kata Ben Embarek.
"Dalam hal investigasi, China memiliki kemungkinan besar, semua keahlian yang diperlukan untuk melakukan investigasi ini. Mereka memiliki banyak peneliti yang sangat berkualitas untuk itu," ia menambahkan.
Sudah menjadi pemandangan umum di Asia di mana pasar-pasar tradisional menjual produk segar dan hewan hidup, seperti ikan, di ruang terbuka.
Banyak pasar di seluruh dunia yang menjual hewan hidup harus diatur dengan lebih baik dan kondisi kebersihan ditingkatkan, dan beberapa lainnya harus ditutup, kata Ben Embarek.
"Tetapi sebagian besar bisa diperbaiki, bisa lebih terorganisasi," ujar dia.
Ini sering menjadi masalah pengendalian pengelolaan limbah, pergerakan orang dan barang, dan pemisahan hewan hidup dari produk hewani dan dari barang segar, kata dia.
Sumber: Reuters
Baca juga: WHO ingatkan pasar basah harus higienis dan tidak jual satwa liar
Baca juga: Australia minta G20 akhiri pasar basah hewan liar terkait corona
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020
Tags: