Noordin Top Aktor Bom Mega Kuningan
18 Juli 2009 11:27 WIB
Seorang petugas kepolisian berjalan di salah satu ruangan yang hancur berantakan akibat ledakan yang diduga disebabkan oleh bom di gedung Hotel Ritz Carlton di Jalan Lingkar Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (17/9). (ANTARA/Rumgapres/Cahyo/wsj/pd)
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Desk Antiteror Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Irjen Pol Ansyaad Mbai memastikan, Noordin M Top terkait dalam teror bom di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton di Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (18/7) pagi.
"Dari modus yang dilancarkan, ini jelas terkait dengan Noordin M Top," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Sabtu.
Ia menambahkan, meski modus yang digunakan masih konvensional yakni bom bunuh diri namun dilakukan dengan cara yang lebih canggih yakni langsung menyusup ke dalam sasaran.
"Sebelumnya kan bom bunuh diri hanya dilakukan luar, di halaman hotel atau apa. Namun ini, di tengah sistem pengamanan yang sudah begitu ketat mereka bisa menembus hingga ke sasaran utama," kata Ansyaad.
Ia mengemukakan, meski dalam empat tahun terakhir aksi terorisme tidak terjadi di Indonesia namun Noordin Top beserta sel-sel jaringannya terus aktif melakukan konsolidasi meski dalam kurun waktu itu polisi kerap menyisir dan menangkap para kaki tangan Noordin M Top.
"Kejadian ini merupakan bukti, kalau mereka masih kuat dan ini yang harus menjadi prioritas yakni menangkap aktornya yaitu Noordin M Top, selama aktornya belum ditangkap ya segala upaya antisipasi seperti apa pun akan sia-sia." tuturnya
Dalam beberapa waktu terakhir, aparat polisi sudah menggeledah beberapa daerah yang diduga sebagai tempat persembunyian dan aktifitas Noordin M Top dan kaki tangannya, seperti Cilacap (Jawa Tengah), Lampung dan Malang (Jawa Timur).
Salah satu yang tertangkap adalah Syaefudin Zuhri yang ditangkap di Cilacap Juni 2009. Berdasar penuturan alumnus sebuah pelatihan di kamp di Afganistan pada 1990, Noordin masih memiliki pengaruh dan jaringan yang kuat di Indonesia.
Tak hanya itu, menurut teman satu angkatan Ali Imran itu, Noordin masih sangat dilindungi oleh sesama anggota Jamaah Islamiyah (JI) sehingga polisi sulit menemukan jejak buronan nomor satu itu. (*)
"Dari modus yang dilancarkan, ini jelas terkait dengan Noordin M Top," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Sabtu.
Ia menambahkan, meski modus yang digunakan masih konvensional yakni bom bunuh diri namun dilakukan dengan cara yang lebih canggih yakni langsung menyusup ke dalam sasaran.
"Sebelumnya kan bom bunuh diri hanya dilakukan luar, di halaman hotel atau apa. Namun ini, di tengah sistem pengamanan yang sudah begitu ketat mereka bisa menembus hingga ke sasaran utama," kata Ansyaad.
Ia mengemukakan, meski dalam empat tahun terakhir aksi terorisme tidak terjadi di Indonesia namun Noordin Top beserta sel-sel jaringannya terus aktif melakukan konsolidasi meski dalam kurun waktu itu polisi kerap menyisir dan menangkap para kaki tangan Noordin M Top.
"Kejadian ini merupakan bukti, kalau mereka masih kuat dan ini yang harus menjadi prioritas yakni menangkap aktornya yaitu Noordin M Top, selama aktornya belum ditangkap ya segala upaya antisipasi seperti apa pun akan sia-sia." tuturnya
Dalam beberapa waktu terakhir, aparat polisi sudah menggeledah beberapa daerah yang diduga sebagai tempat persembunyian dan aktifitas Noordin M Top dan kaki tangannya, seperti Cilacap (Jawa Tengah), Lampung dan Malang (Jawa Timur).
Salah satu yang tertangkap adalah Syaefudin Zuhri yang ditangkap di Cilacap Juni 2009. Berdasar penuturan alumnus sebuah pelatihan di kamp di Afganistan pada 1990, Noordin masih memiliki pengaruh dan jaringan yang kuat di Indonesia.
Tak hanya itu, menurut teman satu angkatan Ali Imran itu, Noordin masih sangat dilindungi oleh sesama anggota Jamaah Islamiyah (JI) sehingga polisi sulit menemukan jejak buronan nomor satu itu. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009
Tags: