Wellington (ANTARA) - Selandia Baru ikut dalam perdebatan tentang apakah Taiwan diizinkan bergabung dalam Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan menyebut bahwa pulau itu bisa berbagi banyak hal mengenai kesuksesannya menahan laju penyebaran virus corona.

"Taiwan memiliki sesuatu yang bisa ditawarkan ke WHO saat ini," kata Menteri Keuangan Grant Robertson dalam sebuah konferensi pers, Jumat, saat ditanya apakah Selandia Baru akan mendukung dimasukkannya Taiwan ke WHO sebagai pengamat.

Pengecualian Taiwan dari WHO yang disebabkan penolakan China yang mengklaim pulau itu sebagai salah satu provinsinya, telah membuat marah pemerintah Taiwan yang telah melaporkan lebih sedikit kasus virus corona dibandingkan negara-negara tetangga dengan melakukan deteksi dan pencegahan dini.

Robertson mengatakan Taiwan telah menggunakan sejumlah metode sukses untuk menangani virus itu dan memiliki sejumlah epidemiologi serta ahli kesehatan yang telah memberikan masukan bermanfaat bagi banyak negara.

"Mereka (Taiwan) telah menjadi pengamat di WHO di masa lalu dan saya pikir saat pascakrisis COVID-19, ada ruang untuk mereka berada di sana lagi," kata Robertson.

Taiwan menghadiri Sidang Majelis Kesehatan Dunia sebagai pengamat pada 2009-2016, ketika hubungan Taipei dan Beijing lebih hangat.

Namun, China menghalangi partisipasi lebih lanjut setelah pemilihan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, yang dipandang China sebagai seorang separatis.

Awal pekan ini, Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters mengatakan kepada media lokal bahwa ia mendukung Taiwan untuk bergabung dengan WHO.

Amerika Serikat juga mendukung partisipasi Taiwan dalam sidang tersebut, yang telah menambah ketegangan dengan China terkait penanganan virus corona baru.

Robertson menyebut Selandia Baru akan terus menghargai hubungan dengan China yang merupakan mitra dagang terbesarnya.

"Ini adalah hubungan yang dalam, di mana kita telah saling mengandalkan dan mendukung satu sama lain, dari waktu ke waktu. Tidak ada yang berubah tentang itu," kata dia.

Sumber: Reuters
Baca juga: Selandia Baru laporkan tidak ada kasus baru COVID-19
Baca juga: Selandia Baru pertahankan karantina nasional ​​​​​​​