Jakarta (ANTARA News) - Keteguhan dan ketetapan hati pasukan Setan Merah untuk menyambangi empat negara Asia, sejatinya merujuk kepada makna perlawanan akan kekuatan dan kekuasaan anonim dari pandemi influenza A-H1N1. Ini jawaban atas pertanyaan seputar "keraguan" publik pecinta United. Kerinduan memupus aral melintang.

Bertajuk Tur Asia 2009, skuad asuhan manajer Sir Alex Ferguson akan bertandang dan berlaga di Malaysia (18 Juli), Indonesia (20 Juli), Korea Selatan (24 Juli) dan China (26/7). Keempat negara itu kini sedang terus memerangi pandemi influenza A-H1N1. Dan seluruh punggawa United mengacung tangan ke udara seraya mengucapkan ikrar, "Tak akan pernah menyerah".

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meniup peluit kepada dunia bahwa pandemi influenza A-H1N1 semakin tidak terbendung. Saat ini terdapat 94.512 kasus positif kasus positif influenza di sejumlah negara dan 429 penderita di antaranya meninggal dunia.

Gunjang-ganjing menerpa empat negara. Pemerintah Malaysia membenarkan adanya 32 kasus influenza H1N1. Total, sudah 804 orang terkena wabah penyakit itu. Menteri Kesihatan Malaysia Liow Tiong Lai mengungkapkan 32 kasus baru itu. Sebanyak 20 merupakan kasus impor sedangkan 12 kasus lainnya akibat penularan lokal, demikian media massa Malaysia. Belum ada laporan mengenai pasien yang meninggal.

Kuala Lumpur terinjeksi wabah United. Sekitar 50.000 pencinta United di negeri itu siap menebar karpet merah dalam sesi latihan Setan Merah. Rooney dan kawan-kawan siap meladeni Malaysia XI di stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, pukul 17.30 waktu setempat. Ketua Eksekutif ProEvents International Sdn Bhd, Julian Kam mengatakan, "Kami mendorong fans untuk datang ke stadion lebih awal. Fans disarankan menggunakan transportasi publik."

Di Indonesia, kasus positif influenza A-H1N1 terus merambat naik dengan 60 kasus baru dalam tiga hari terakhir, sehingga seluruhnya mencapai 112 kasus positif. Dua pasien suspect influenza A-H1N1 meregang nyawa, yaitu di Padang, Sumatera Barat, dan Denpasar, Bali. Pemerintah Indonesia belum dapat memastikan penyebab kematian itu.

Pihak penyelenggara setempat terus menyiapkan segala fasilitas pendukung. Dari kesiapan bandara, hotel sampai kelengkapan dan keapikan sosok gelora Bung Karno Senayan. Jakarta terinfeksi aura Setan Merah. Indonesia All Star yang terpilih lewat polling layanan pesan singkat (SMS) terus menghimpun kekuatan di bawah asuhan pelatih timnas Merah Putih Benny Dollo. Ini Senayan, Bung!

FC Seoul siap ngotot dengan semangat pantang mundur, meskipun Negeri Ginseng itu tidak kuasa menahan gempuran influenza A-H1N1. Jumlah total penderita virus H1N1 di negeri itu mencapai 200 orang, kata para pejabat Kementerian Kesehatan setempat. Belum ada laporan penderita yang meninggal dunia di Korsel.

Indonesia terkejut dengan warta sebanyak 12 dari 28 personel Elfa`s Music School yang mengikuti Festival Paduan Suara Asia di Gyeongnam, 400 meter dari Seoul, terserang virus mematikan itu. Mereka dikarantina di sebuah rumah sakit di sana.

Di China, euphoria merasuk ke kubu Greentown Hangzhou FC. Ketika ditanya kesannya mengenai kedatangan pasukan United, pemain belakang klub itu Yordan Varnabov mengatakan, "Saya tidak pernah berangan-angan bertanding melawan salah satu klub terbaik dunia, sejak kedatangan ke Hangzhou. Saya mengidolakan Dimitar Berbatov, karena ia berkewarganegaraan Bulgaria seperti saya. Saya juga berharap dapat tampil dan melihat sendiri Nemanja Vidic dan Rio Ferdinand." Ini sungguh kerinduan.

Dunia sepak bola tergetar kala mendengar seorang pesepak bola top tertular penyakit itu. Micah Richards, bek milik Manchester City mengaku telah tertular viru itu kala berlibur di Siprus pekan lalu. "Awalnya, saya mengira terkena infeksi parah di dada atau mungkin keracunan alkohol. Saya merasa sangat lemah sampai tak bisa bergerak atau makan," kata pemain berusia 21 tahun itu seperti dikutip dari laman BBC.

Bek kiri United, Patrice Evra mengusung kenangan manis seputar Tur Asia. "Kami punya kenangan teramat indah dalam tur Asia kali lalu. Engkau serasa seperti bintang pop. Para suporter tampak tergila-gila dengan penampilan kami selama di Asia," katanya.

Pernyataan Evra bukan comberan, karena ia punya otoritas bicara dengan seabrek prestasi. Rekan-rekan seprofesinya memilih Evra sebak bek kiri terbaik di Premier League. Ia mengalahkan kandidat-kandidat kuat, seperti bek kiri Liverpool Fabio Aurelio, Gael Clichy dari Arsenal dan Ashley Cole di Chelsea.

"Satu hal paling mengesankan dalam tur kali ini yakni kami dapat berkunjung dan bertemu dengan warga masyarakat setempat," katanya. "Saya amat terkesan ketika mengunjungi sebuah panti asuhan dalam tur 2007 ke Asia. Saya mencintai anak-anak. Kunjungan yang menyentuh hati dan sungguh mengesankan".

Apa makna pencerahan dari tur Setan Merah ke Asia di tengah hadangan pandemi influenza A-H1N1? Faktanya, publik pecinta United tidak akan begitu saja melupakan ancaman itu. Melupakan adalah kecenderungan yang pasti, karena lupa berarti tidak memegang komitmen akan sebuah makna. Yang tersisa hanya retorika, bukan yang bermakna, jauh dari passion.

Nah, kalau melupakan tampil sebagai kecenderungan akan tiadanya kejujuran terhadap yang lain, maka seluruh personel United bersama fans di Asia tampil sebagai pribadi-pribadi yang mampu tampil sebagai "ada-untuk-yang lain". Basa-basi dienyahkan dari kamus Setan Merah.

Ketika merespons pandemi influenza A-H1N1, seluruh pasukan United melawan teror mengerikan, yakni kekuasaan yang diam. Mengapa? Kekuasaan yang diam tidak menimbulkan rasa sakit tetapi ia adalah penyakit. Penyakit yang paling menakutkan adalah yang tidak menunjukkan diri dalam rasa sakit.

Pasukan Setan Merah melawan kekuasaan anonim. Kekuasaan anonim berarti menyembah kekuasaan sebagai dewa, karena membentengi diri dari kehadiran yang lain. Kekuasaan anonim tidak berdaya untuk menolong "yang lain" (others, l`autrui) agar keluar dari penderitaan. Kekuasaan anonim mengintip dari jendela penderitaan sesama.

Skuad United melawan kekuasaan "voyeuristik". Pribadi yang voyeuristik cenderung memuaskan diri dengan melihat penderitaan orang lain. Nah, kalau kekuasaan tidak berhasrat untuk memahami `yang lain", maka publik dapat menamakannya sebagai sosok atau pribadi tanpa refleksi.

Kekuasaan voyeuristik mendatangkan kenikmatan bagi diri sendiri dengan memandang "yang lain" tanpa passion. Setan Merah dalam Tur Asia 2009 ingin tampil sebagai skuad dengan penuh passion.

Ketika menyoroti novel "La Peste" karangan sastrawan Albert Camus, staf pengajar STF Drijarkara, Setyo Wibowo menulis, "Bencana dahsyat tidak terjadi seperti yang dibayangkan. Ia hadir tanpa mengagetkan. Dengan perlahan, ia merasuk untuk melebarkan cengkeramannya. Baru setelah sampai di depan pintu rumah, orang menyadari kedahsyatannya dan tinggal menerima akibatnya."

Ini (makna) dari laga Setan Merah versus Pandemi influenza A-H1N1. (*)