Jakarta (ANTARA) - Masyarakat Kepulauan Tanimbar, yang dulu wilayah itu bernama Maluku Tenggara Barat (MTB), merasakan getaran yang kuat saat gempa bermagnitudo 7,3 terjadi Rabu (6/5) malam sekitar pukul 22.53 waktu setempat atau WIT.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam rilisnya diterima di Jakarta, Rabu, mengatakan gempa terjadi di kedalaman 133 kilometer, berlokasi di Laut Banda atau 180 kilometer barat laut Maluku Tenggara Barat dan 283 kilometer timur laut Maluku Barat Daya.

"BPBD Kabupaten MTB melaporkan masyarakat panik dan berhamburan keluar rumah. Mereka merasakan getaran sekitar 3-5 detik," kata dia.

Sementara itu, laporan dari Pusdalops BNPB pada pukul 23.40 WITA, kondisi di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, yang berganti nama dari MTB berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 2 tahun 2019, sudah kondusif. Masyarakat yang sempat panik telah kembali ke rumah masing-masing.

Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Kepulauan Tanimbar masih melakukan pemantauan ke wilayah kecamatan yang mungkin terdampak.

Berdasarkan parameter peta guncangan atau shakemap, gempa ini memiliki intensitas kekuatan gempa yang diukur melalui MMI atau Modified Mercalli Intensity II hingga IV.

Beberapa wilayah dengan tingkat MMI berbeda sebagai berikut Waingapu, Kupang, Manokwari pada MMI II, Merauke dan Alor MMI II-III, Tiakur, Kaimana, Sorong, Tual, Dobo dan Banda MMI III dan Saumlaki III – IV.

Menurut parameter dari BMKG, MMI IV merujuk pada beberapa kondisi, seperti kekuatan gempa dirasakan mereka yang berada di dalam rumah, atau di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela atau pintu berderik dan dinding berbunyi.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memutakhirkan kekuatan gempa bumi yang terjadi di Laut Banda menjadi magnitudo 6,9 dari sebelumnya magnitudo 7,3, namun tetap diinformakan tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

"Hari Rabu, 6 Mei 2020, pukul 20.53 WIB wilayah Laut Banda diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo 6,9," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono.

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 6,95 lintang selatan dan 130,04 bujur timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 180 km arah barat laut Kota Saumlaki, Maluku, pada kedalaman 97 km. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, Rahmat menyatakan gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa menengah akibat adanya aktivitas subduksi Laut Banda. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme sesar naik (thrust fault).

Rahmat merekomendasikan kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Warga diminta agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," kata dia.

Presiden Jokowi menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) nomor 2 tahun 2019 tentang perubahan nama Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) menjadi Kabupaten Kepulauan Tanimbar pada 23 Januari 2019, dan diundangkan pada 28 Januari 2019 oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna H. Laoly, serta tercatat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 10 tahun 2019.