Brisbane (ANTARA News) - Setelah lebih dari tiga bulan setengah Victoria menjadi pusat wabah influenza A H1N1 di Australia, kini pusat pandemi virus flu yang telah menewaskan 19 orang di negara itu bergeser ke negara bagian Queensland.
Pergeseran pusat wabah flu babi itu terlihat dari data terbaru Departemen Kesehatan Pemerintah Federal, Senin, yang menunjukkan posisi teratas Queensland dalam jumlah penderita.
Dari 9.050 orang warga Australia yang positif terjangkit virus flu babi sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan pengumuman resmi tentang bahaya H1N1 24 April lalu, sebanyak 2.263 orang di antaranya merupakan warga Queensland dan 2.131 orang lainnya warga Victoria.
Jumlah penderita flu babi secara nasional bertambah 713 orang dalam 24 jam terakhir. Selain di Queensland dan Victoria, para penderita lainnya tersebar di New South Wales (2.029), Australia Selatan (1.038), Northern Territory (639), Australia Barat (465), Australian Capital Territory (336), dan Tasmania (149).
Hingga Senin malam, jumlah warga Australia yang meninggal karena flu ini tercatat 19 orang. Sebanyak 11 orang di antaranya berada di negara bagian Victoria, empat orang di New South Wales, dan masing-masing satu orang di negara bagian Australia Barat, Australia Selatan, Northern Territory dan Tasmania.
Korban ke-19 Influenza A H1N1 itu adalah pasien perempuan berusia 61 tahun yang meninggal dunia di Rumah Sakit Lismore Base, New South Wales, akhir pekan lalu.
Departemen Kesehatan Australia melaporkan kini ada 95 orang pasien flu babi yang dirawat di rumah sakit di berbagai negara bagian. Sebanyak 26 orang di antaranya dirawat di unit gawat darurat.
Sejak WHO mengeluarkan pengumuman resmi tentang ancaman wabah flu babi di dunia pada 24 April lalu, sudah ada 984 orang penderita di Australia yang dirawat di rumah sakit.
WHO melaporkan virus ini sudah menjangkiti sedikitnya 94.512 orang dan menewaskan 429 orang di berbagai negara.
(*)
Pusat Wabah Flu Babi di Australia Bergeser ke Queensland
13 Juli 2009 20:20 WIB
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009
Tags: