Denpasar (ANTARA News) - Presiden dan CEO Asosiasi Perjalanan Asia Pasifik (PATA) Gregory A. Duffell mengemukakan, semua negara anggotanya bisa belajar dari Bali karena di tengah krisis global justru jumlah wisatawan yang berkunjung ke daerah itu cenderung naik.

"Bali telah merivisi teknik, paket-paket dan strategi dalam pengembangan pariwisata. Negara lain bisa melihat apa yang dilakukan oleh Bali ini," katanya kepada ANTARA di sela-sela menghadiri Konferensi PATA Malaysia di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Minggu.

Didampingi Ketua PATA Malaysia Chapter, Dato` Amirrudin Abu dan Sekjen PATA Bali dan Nusa Tenggara Chapter, Ratna N. Soebrata, ia mengakui bahwa Bali memang lain, karena pada saat kriris global melanda Amerika Serikat, semua terkena imbasnya, tidak terkecuali di sektor pariwisata.

"Tapi Bali justru mengalami kenaikan jumlah pengunjung dalam situasi seperti ini. Ini semua karena kerja keras dan kreativitas praktisi pariwisata di Bali," kata lelaki yang juga praktisi pada agen travel tersebut.

Menurut dia, biasanya setiap krisis ekonomi terjadi, hanya berimbas pada level-level tertentu, namun kali ini semua level terkena dampaknya. Untuk pariwisata, yang paling terkena dampaknya adalah Amerika Serikat, Meksiko dan Kanada.

Namun demikian, katanya, di dalam setiap krisis selalu ada peluang untuk menentukan langkah untuk kemajuan usaha, termasuk di bidang pariwisata. Hanya saja, katanya, hal itu sangat bergantung pada kejelian praktisi pariwisata di masing-masing negara untuk melihat apa dan dimana peluang itu ada.

Ditanya bagaimana PATA mengambil langkah untuk membantu anggotanya keluar dari krisis, ia menegaskan bahwa asosiasi yang dipimpinnya tidak bisa memecahkan masalah ekonominya sendiri. PATA hanya bisa mendorong dan memberikan informasi mengenai peluang-peluang yang bisa dikerjakan anggotanya.

"Kami selalu memberikan informasi yang akurat mengenai peluang apa yang bisa dikerjakan dan dimana peluang itu. Informasi selalu kami sampaikan, baik lewat website, blog, seminar, pelatihan atau lewat media massa," katanya.

Ia menjelaskan, PATA itu anggotanya terdiri dari elemen pemerintah dan kalangan swasta. Keduanya dipersatukan untuk bersama-sama mengembangkan pariwisata di negaranya masing-masing.

Dato` Amirrudin mengemukakan, pihaknya selalu bekerja sama dengan Indonesia dalam pengembangan pariwisata, khususnya Bali, Yogyakarta dan Jawa Tengah. Untuk Bali, pihaknya bekerja sama dalam hal tujuan wisata pantai yang di Malaysia ada di Penang dan Malaka.

"Untuk wisata warisan budaya kami bekerja sama dengan Jawa Tengah dan Yogyakarta, seperti wisata di Candi Bororbudur," ujar lelaki yang mengaku ayahnya berasal dari Minang dan ibunya dari Bugis itu.

PATA Malaysia melakukan konferensi di Wina Holiday Kuta, Bali, 10-13 Juli 2009 dengan mengundang kalangan industri pariwisata setempat guna mempererat hubungan dan meningkatkan jaringan bisnis.

"PATA Malaysia bekerjasama dengan kami mengharapkan partisipasi industri pariwisata, terutama pada sesi bisnis dan jamuan makan malam ala Malaysia," kata Ratna N. Soebrata.

Pada sesi bisnis yang sangat menentukan peningkatan jalinan kerjasama dalam upaya mendatangkan dan mengirimkan lebih banyak lagi wisatawan antarkedua negara.
(*)