Jakarta (ANTARA) - Perusahaan rintisan GudangAda, yang merupakan lokapasar (marketplace) yang bergerak di bidang barang kebutuhan sehari-hari (FMCG) khusus business-to-business (B2B) di Indonesia, mengumumkan mendapat lendanaan Seri A terbaru sejumlah 25,4 juta dolar AS (setara Rp381 miliar).

Pendanaan tersebut dipimpin oleh firma modal ventura Sequoia India dan Alpha JWC Ventures, dengan partisipasi dari Wavemaker Partners dan akan digunakan perusahaan untuk terus mengembangkan sistem teknologi, meluncurkan lini bisnis baru, dan memperkuat tim internal.

"Kami terus mendapat ketertarikan dari pasar sejak kami mengumumkan pendanaan awal (seed funding) pada Februari 2020. Akhirnya, kami bangga dapat mengumumkan kerja sama dengan Sequoia India yang datang dengan reputasi terbaik dan komitmen modal serta dukungan bagi perusahaan portofolionya, terutama di area percepatan pengembangan platform GudangAda," kata Stevensang, pendiri dan CEO GudangAda dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Stevensang mengklaim di masa pandemi COVID-19, platform tersebut merupakan solusi bagi pelaku industri FMCG yang kini harus bergantung pada transaksi daring.

Namun, tak hanya platform transaksi, GudangAda juga telah meluncurkan layanan logistik di Jabodetabek, Bandung, Semarang, Medan, dan Lampung untuk membantu menjamin ketersediaan pasokan barang dan akan membuka layanan serupa di kota-kota besar lainnya dalam beberapa bulan ke depan.

"COVID-19 memang membawa banyak tantangan bagi hampir seluruh bisnis. Namun, kami siap menyongsong tahap selanjutnya dalam upaya mewujudkan misi kami untuk memberdayakan seluruh pelaku industri FMCG di Indonesia dengan solusi satu pintu berbasis teknologi, termasuk untuk melalui masa-masa sulit ini dengan sebaik mungkin," tambahnya.

Lokapasar milik GudangAda menyediakan tempat bagi semua pemain industri FMCG untuk bertemu dan melakukan transaksi secara daring, mulai dari prinsipal (pemasok utama), distributor, hingga pedagang eceran.

Lokapasar ini memberikan kesempatan bagi pedagang untuk mengembangkan bisnis mereka melalui perputaran inventori yang lebih cepat, penentuan harga yang optimal, pilihan barang dan rekan bisnis yang lebih banyak, serta manajemen transaksi yang transparan dan aktual.

Setelah berhasil mencakup hampir 100 persen dari pedagang grosir FMCG di Indonesia, GudangAda kini menargetkan 7-10 persen dari pedagang ritel nasional bergabung ke dalam platform tersebut.

Sebelumnya, GudangAda mendapatkan pendanaan awal dari Alpha JWC Ventures dan Wavemaker Partners, dengan partisipasi dari Pavilion Capital, sejumlah 10,5 juta dolar AS atau sekitar Rp157, 5 miliar.

Dengan pendanaan Seri A ini, GudangAda telah berhasil mendapatkan pendanaan total sebesar 36 juta dolar AS atau sekitar Rp540 miliar, hanya dalam 15 bulan sejak perusahaan berdiri.

Hingga saat ini, GudangAda berhasil menghubungkan lebih dari 50.000 pedagang di 500 kota, serta mencakup hampir 100 persen dari pedagang grosir FMCG di Indonesia.

Perusahaan rintisan itu juga berkomitmen penuh mendukung masyarakat Indonesia yang terdampak COVID-19 dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) melalui kerja sama dengan pemerintah dalam distribusi bantuan ke daerah terpencil menggunakan jaringan rantai pasokan FMCG di seluruh negeri serta meluncurkan program donasi makanan ke masyarakat yang membutuhkan.

Baca juga: UI sediakan ruang kolaborasi untuk perusahaan rintisan

Baca juga: Pemerintah harap tiga "unicorn" baru hadir tahun ini