Kebijakan luar negeri Italia tak berubah meski dibantu China, Rusia
5 Mei 2020 16:24 WIB
Frecce Tricolori tampil di langit Via del Corso yang sepi dan ditinggalkan saat Liberation Day atau Hari Pembebasan akibat pandemi global virus corona (COVID-19) di Roma, Italia, Sabtu (25/4/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Remo Casilli/foc/djo
Roma (ANTARA) - Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte pada Selasa menyatakan bahwa kebijakan luar negeri Italia tidak berubah, sekalipun telah mendapatkan bantuan penanganan wabah COVID-19 dari China dan Rusia.
Hal itu disampaikan Conte untuk menanggapi pertanyaan dalam wawancara dengan Menteri Keamanan Amerika Serikat (AS) Mark Esper.
"Sehubungan dengan geopolitik terkait siapa yang mendapatkan bantuan, saya dapat memastikan bahwa kebijakan luar negeri kami masih sama persis seperti sebelumnya," kata Conte, dikutip dari laporan surat kabar La Stampa.
Sehari sebelumnya, Esper menyatakan kepada surat kabar yang sama bahwa China dan Rusia mengambil keuntungan dari wabah virus baru corona untuk kepentingan mereka di Eropa serta "membentuk kubu-kubu di NATO dan Eropa."
Baca juga: Macron minta Italia waspada soal bantuan corona dari China, Rusia
Kedua negara itu menawarkan bantuan kepada Italia dengan mengirim dokter, peralatan medis, dan masker ke negara itu--yang merupakan pusat wabah pertama di wilayah Eropa.
Lebih lanjut, Conte menyebut Italia telah mengatur bantuan yang diterimanya "secara transparan, baik terhadap publik maupun para sekutunya."
Dalam pernyataan terpisah kepada surat kabar la Repubblica, Menteri Pertahanan Italia Lorenzo Guerini mengatakan bahwa Italia menerima bantuan dari sejumlah negara, termasuk negara-negara Eropa, AS, China dan Rusia, namun hal itu tidak mengubah kerangka tradisional Italia dalam acuan internasional.
"Kami berhubungan dengan pihak manapun, namun pilar keamanan kami adalah NATO dan Uni Eropa. Dan akan tetap demikian," kata Guerini.
Sumber: Reuters
Baca juga: Italia cabut aturan karantina akibat virus corona
Baca juga: Perusahaan Italia mulai jual alat periksa COVID-19 buatan China
Baca juga: PM Conte: Italia longgarkan 'lockdown' mulai 4 Mei
Hal itu disampaikan Conte untuk menanggapi pertanyaan dalam wawancara dengan Menteri Keamanan Amerika Serikat (AS) Mark Esper.
"Sehubungan dengan geopolitik terkait siapa yang mendapatkan bantuan, saya dapat memastikan bahwa kebijakan luar negeri kami masih sama persis seperti sebelumnya," kata Conte, dikutip dari laporan surat kabar La Stampa.
Sehari sebelumnya, Esper menyatakan kepada surat kabar yang sama bahwa China dan Rusia mengambil keuntungan dari wabah virus baru corona untuk kepentingan mereka di Eropa serta "membentuk kubu-kubu di NATO dan Eropa."
Baca juga: Macron minta Italia waspada soal bantuan corona dari China, Rusia
Kedua negara itu menawarkan bantuan kepada Italia dengan mengirim dokter, peralatan medis, dan masker ke negara itu--yang merupakan pusat wabah pertama di wilayah Eropa.
Lebih lanjut, Conte menyebut Italia telah mengatur bantuan yang diterimanya "secara transparan, baik terhadap publik maupun para sekutunya."
Dalam pernyataan terpisah kepada surat kabar la Repubblica, Menteri Pertahanan Italia Lorenzo Guerini mengatakan bahwa Italia menerima bantuan dari sejumlah negara, termasuk negara-negara Eropa, AS, China dan Rusia, namun hal itu tidak mengubah kerangka tradisional Italia dalam acuan internasional.
"Kami berhubungan dengan pihak manapun, namun pilar keamanan kami adalah NATO dan Uni Eropa. Dan akan tetap demikian," kata Guerini.
Sumber: Reuters
Baca juga: Italia cabut aturan karantina akibat virus corona
Baca juga: Perusahaan Italia mulai jual alat periksa COVID-19 buatan China
Baca juga: PM Conte: Italia longgarkan 'lockdown' mulai 4 Mei
Penerjemah: Suwanti
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2020
Tags: