Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Presiden Moeldoko menyebut penyebaran pandemi COVID-19 bisa dihentikan hanya jika masyarakat sampai level terbawah di RT bersatu dan bergotong royong melawan virus corona jenis baru tersebut.

“Kata kuncinya adalah masyarakat mau terus bergotong royong melawan pandemi ini. Semua elemen masyarakat harus terlibat aktif di dalamnya. Kami ucapkan terima kasih atas kepedulian dan kerja sama warga yang luar biasa,” katanya dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Ia mendorong semua elemen masyarakat untuk aktif menciptakan situasi kondusif di lingkungan terkecil atau RT.

Moeldoko menerangkan warga juga harus mendapatkan jaminan ekonomi bagi keluarganya agar situasi lingkungan tetap sejuk.

“Dengan begitu, penerapan beragam program dan protokol untuk memutus mata rantai pandemi COVID-19 bisa berjalan efektif,” katanya.

Sejumlah elemen masyarakat di wilayah yang menerapkan PSBB terbukti mulai berinisiatif menciptakan situasi yang kondusif dari sisi sosial maupun ekonomi.

Warga RT008/RW04 Balekambang, Kramatjati, Jakarta Timur, misalnya yang sepakat mengumpulkan donasi untuk tetangga hingga menumbuhkan industri rumahan.

“Alhamdulillah semuanya lancar. Pembagian sembako berjalan normal. Sebab, aliran donasi sembako hingga saat ini masih terus berjalan. Distribusinya juga lancar. Ibadah puasa warga berjalan dengan baik,” ungkap Ketua RT 008/RW04 Balekambang, Kramatjati, Jakarta Timur, Zainal Abidin.

Kawasan yang dihuni sekitar 25 kepala keluarga (KK) itu bahkan memiliki jaminan kesejahteraan cukup lumayan besar berupa stok beras hasil donasi warga hingga setengah ton.

Dana sumbangan warga terkumpul hingga lima juta rupiah di mana donasi warga yang masuk dan didistribusikan dicatat secara detail lalu diinformasikan secara transparan kepada warga.

“Warga menjalankan petunjuk program 10 Rumah Aman dengan sungguh-sungguh. Besarnya stok beras dan cadangan anggaran tersebut tentu sangat menggembirakan. Kami sangat berterima kasih kepada mereka yang sudah beramal dan berbagi dengan sesamanya di sini,” katanya.

Baca juga: Moeldoko apresiasi Pustaka Bergerak bantu pemerintah lawan COVID-19

Warga kampung itu juga mengembangkan produk pendamping bantuan sembako, yakni sambel pecel dan madumongso yang dipilih sebagai lauk dan takjil berbuka puasa.

Ia menjelaskan pemilihan alternatif takjil itu juga untuk menghidupkan UKM.

“Selama Bulan Puasa, sudah kami distribusikan dua kali. Alhamdulillah, semua warga senang,” lanjutnya.

Warga RT014/RW02 Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, kondisinya juga relatif sejuk, di mana aktivitas sosial kemanusiaan dan protokol kesehatan masih dijalankan dengan ketat.

Ketua RT014/RW02 Bendungan Hilir, Rani Eddy, memaparkan distribusi bantuan sembako warga masih terus berjalan di lingkungannya, meski dilakukan dengan beragam catatan.

“Warga sekarang jauh lebih tenang menghadapi pandemi COVID-19 dan beragam imbasnya. Puasa juga dijalankan dengan khusyuk. Ada jaminan ekonomi bagi warga yang kurang mampu. Bantuan sembako warga tetap berjalan, meski semuanya serba terbatas. Yang jelas, semuanya kami kelola dengan baik bersama program 10 Rumah Aman,” katanya.

Kehidupan warga Serua, Bojongsari, Depok, Jawa Barat, juga kondusif di mana pembagian sembako masih berjalan bersama implementasi rutin protokol kesehatan. Wilayah itu sempat mengumpulkan 42 juta rupiah bantuan untuk sembako warganya pada awal menjalankan program 10 Rumah Aman.

“Warga terus bahu-membahu menjalankan protokol kesehatan. PSBB juga berjalan dengan tertib. Saat Ramadhan tiba, warga kami bisa fokus menjalankan ibadah puasa,” kata Lurah Serua Dion Wijaya.

Baca juga: Kantor Staf Kepresidenan RI beri bantuan UI alat kesehatan
Baca juga: Pemerintah pastikan tambah kapasitas peserta Kartu Prakerja