Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyatakan bahwa pasangan Capres Jusuf Kalla-Wiranto hanya menang di kalangan pemilih tingkat elite, sementara kalangan bawah masih dikuasai pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono.

Ditemui di Jakarta, Rabu, Koordinator Central Data penghitungan Cepat LSI, Deni Irdani, mengatakan, peroleh suara sementara pasangan JK-Win yang hanya 12,60 persen sudah diprediksi sebelumnya.

"Memang beberapa minggu terakhir perolehan suara SBY-Boediono sempat turun hingga tujuh persen pengaruh dari naiknya performance JK-Win dalam beberapa kali debat Capres, tapi itu hanya tingkat elite," kata Deni.

Survei LSI dua minggu sebelum Pemilu menunjukan pasangan JK-Win mendapatkan suara sekitar 11 persen, Mega-Pro 12 persen dan dan SBY-Boediono 60 persen. Tenyata juga hasilnya tidak jauh berbeda dengan hasil hitung cepat Pilpres ini.

Hitung cepat LSI hingga pukul 16.00 WIB, SBY-Boediono unggul dengan 60,82 persen dari total suara yang masuk 98,87 persen. Karena SBY berhasil menyakinkan rakyat, bahwa pembangunan telah dilaksanakan dengan baik.

"Tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan SBY cukup tinggi, sehingga wajar pasangan SBY-Boediono berhasil mendapatkan suara tertinggi," katanya.

Sementara itu pada jam yang sama pasangan JK-Win mendapat suara 12,60 persen dan Mega-Pro hanya memperoleh suara sebanyak 26,56 persen.

Deni menjelaskan, metode yang digunakan dalam quick count LSI adalah "Stratified duster random sample" pada 2.116 TPS dari 450.000 TPS yang tersebar di seluruh Indonesia dengan tingkat kesalahan sekitar satu persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

"Saya kira TPS sebanyak itu cukup mewakili karena tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
(*)