New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak merosot pada Senin waktu setempat, memperpanjang penurunan besar pekan lalu karena pasar mempertimbangkan kembali prospek sebuah pemulihan yang cepat dari krisis ekonomi global setelah data pasar tenaga kerja AS melemah, kata para dealer.

Harga minyak menyusut, walaupun terjadi sebuah serangan baru terhadap pipa saluran minyak di Nigeria, salah satu ekportir penting minyak.

Sementara Prancis dan Inggris sepakat untuk menekan mitra Kelompok Delapan (G-8) untuk mendukung sebuah rencana menstabilkan pasar minyak yang tak menentu.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Agustus, turun 2,68 dolar AS menjadi ditutup pada 64,05 dolar AS per barel, karena perdagangan kemabli setelah tiga hari libur akhir pekan di Amerika Serikat.

Minyak mentah "Brent North" untuk pengiriman Agustus jatuh 1,56 dolar AS menetap pada tingkat 64,05 dolar AS per barel di perdagangan London.

"Yang menakutkan adalah bahwa ekonomi mengambil gilirannya untuk memburuk," kata Phil Flynn dari Alaron Trading. "Orang-orang hanya ingin keluar dari minyak."

John Kilduff dari MF Global mengatakan, guncangan melemahnya laporan ketenagakerjaan AS pekan lalu, mengurangi harapan untuk pemulihan dari resesi di perekonomian terbesar dunia itu, salah satu faktor kunci untuk permintaan energi.

"Untuk beberapa waktu fundamental tidak memiliki dasar dengan harga yang terlihat di bursa," ujarnya.

Kilduff mengatakan, bahwa optimisme yang beberapa bulan terakhir ini didasarkan pada gagasan sebuah pemulihan "green shoots" (pucuk hijau)sekarang tampak lebih jauh.

"Tentu saja, kenyataannya, kondisinya kurang buruk daripada baik," ujarnya.

"Kami harus selalu mempertimbangkan tingkat pekerjaan di antara prediktor permintaan energi dan harga."

"Sebelumnya ekonomi mencatat optimisme, dan berjalan memasuki realitas penganggurang luar biasa di AS dan global, dan disana berkembang legitimasi yang dirasakan bahwa pemulihan tidak mudah."

Laporan Departemen Tenaga Kerja AS pekan lalu menunjukkan, kehilangan pekerjaan telah melonjak lebih daripada yang diharapkan menjadi 467.000 pada Juni, yang mendorong tingkat pengangguran ke level tertinggi baru dalam 26 tahun pada 9,5 persen.

Laporan, dianggap sebagai salah satu indikator terbaik momentum ekonomi, membalikan peningkatan yang terlihat pada bulan sebelumnya ketika kehilangan pekerjaan jatuh ke 322.000.

Pasar juga memantau situasi di Nigeria, di mana militan mengatakan, mereka telah menghancurkan sebuah persimpangan pipa minyak Chevron dan menangkap enam awak kapal dalam serangan terbaru di penghasil uang utama Negeria, sejak pemerintah menawarkan sebuah amnesti.

Gerakan untuk Kemerdekaan Delta Niger (MEND) mengatakan, pihaknya telah menyerang pipa minyak bermulut banyak (manifold) Okan dan menangkap tiga orang Rusia, dua orang Filipina dan satu orang India dari sebuah kapal tanker pada Minggu.

Menurut para pemberontak, manifold mengontrol sekitar 80 persen pengiriman minyak mentah Chevron Nigeria Limited ke BOP Crude Loading Platform (anjungan pemuatan minyak mentah terapung).

Seorang juru bicara Chevron mengatakan, sebuah penyelidikan telah dimulai dan tidak ada komentar yang akan dibuat.

Di tempat lain pada Senin, Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown menyatakan, mereka akan segera mengajukan proposal untuk membicarakan volatilitas di pasar minyak pada pertemuan puncak Kelompok Delapan.
Setelah pertemuan di Perancis, Sarkozy mengatakan bahwa dunia tidak lagi bisa mentolerir fluktuasi "yoyo" (turun-naik) "dari satu kelebihan terhadap lainnya."

Harga minyak telah merosot akibat kecenderungan turun ekonomi yang parah, setelah harga minyak mencapai puncak tertinggi dalam sejarah lebih dari 147 dolar AS per barel setahun yang lalu.(*)