Lagos (ANTARA News/AFP) - Militan Nigeria menyatakan telah menghancurkan sebuah fasilitas strategis milik perusahaan minyak AS Chevron beberapa jam setelah mereka mengklaim melakukan serangan terhadap perusahaan minyak Inggris-Belanda Shell.

"Manipol (pipa bermulut banyak) strategis Okan yang mengendalikan sekitar 80 persen minyak mentah lepas pantai Chevron Nigeria Limited ke BOP Crude Loading Platform diledakkan sekitar pukul 20.45 Minggu, 5 Juni 2009," kata Gerakan bagi Emansipasi Delta Niger (MEND) dalam sebuah pernyataan.

Chevron belum bisa dihubungi untuk diminta komentar mereka mengenai serangan itu, yang dilakukan setelah serangan serupa terhadap fasilitas Shell di kawasan bergolak Delta Niger.

MEND mengatakan, mereka melancarkan itu untuk memberi pelajaran kepada Nigeria dan satuan tugas militer khususnya (JTF) di wilayah itu.

"Selama pemerintah Nigeria dan militer JTF melakukan penculikan dan serangan pembakaran terhadap penduduk dan individu tak berdosa, Musa akan berperang untuk mereka," katanya.

Kelompok itu menuntut pembebasan seorang penguasa adat yang menurut mereka diculik oleh militer.

"Kami menuntut raja yang diculik yang masih ditahan secara ilegal oleh JTF segera dibebaskan atau dituntut ke sebuah pengadilan hukum yang berwenang," katanya.

Serangan Senin itu terjadi beberapa jam setelah MEND menghancurkan "bagian depan sumur minyak Shell di Cawthorn Channel 1" yang berhubungan dengan terminal pengisian Bonny di negara bagian Rivers.

MEND hari Sabtu berjanji menggagalkan proyek pipa gas trans-Sahara bernilai 10 milyar dolar yang menghubungkan cadangan gas besar di Nigeria dengan Eropa.

Jumat, tiga negara Afrika -- Aljazair, Niger dan Nigeria -- menandatangani sebuah perjanjian di Abuja untuk membangun pipa saluran lebih dari 4.000 kilometer yang menyalurkan gas untuk pasar Eropa dari Delta Niger di Nigeria, melalui Niger dan Aljasair.

Belum ada tanggal yang ditetapkan bagi dimulainya proyek pembangunan itu, namun pengiriman pertama gas dijadwalkan dilakukan pada 2015.

MEND mendesak semua perusahaan minyak yang masih beroperasi di Delta Niger segera pergi, dengan mengancam melancarkan serangan-serangan baru.

MEND, yang mencapai ketenaran pada Desember 2005, bertanggung jawab atas serangkaian serangan terhadap perusahaan-perusahaan minyak besar yang mencakup Shell, Chevron dan kelompok perusahaan Italia Agip.

Delta Niger sejak 2006 dilanda kerusuhan oleh kelompok-kelompok bersenjata yang menyatakan berjuang untuk pembagian lebih besar dari kekayaan minyak di kawasan itu bagi penduduk setempat.

Kerusuhan itu telah menurunkan ekspor minyak Nigeria menjadi 1,8 juta barel per hari, dari 2,6 juta barel tiga setengah tahun lalu.

Kelompok MEND, yang bulan Juni mengumumkan "perang minyak habis-habisan" yang bertujuan menghentikan produksi, mengakhiri gencatan senjata pada 31 Januari setelah serangan militer terhadap salah satu kamp mereka di Delta Niger, dan memperingatkan mengenai serangan besar-besaran terhadap industri minyak.

MEND mengumumkan gencatan senjata pada September namun berulang kali mengancam akan memulai lagi serangan jika "diprovokasi" oleh militer Nigeria.

Militer Nigeria memulai ofensif terbesar dalam beberapa tahun ini pada pertengahan Mei, dengan membom kamp-kamp militan di sekitar Warri di negara bagian Delta dari udara dan laut dan mengirim tiga batalyon pasukan untuk menumpas pemberontak yang diyakini telah melarikan diri ke daerah-daerah sekitar.

Militer menyatakan tidak bisa berpangku tangan lagi setelah serangan-serangan terhadap pasukan, pemboman pipa minyak dan pembajakan kapal minyak, yang semuanya membuat Nigeria gagal mencapai produksi penuhnya selama beberapa tahun ini.

Geng-geng kriminal juga memanfaatkan keadaan kacau dalam penegakan hukum dan ketertiban di wilayah itu. Lebih dari 200 warga asing diculik di kawasan delta tersebut dalam dua tahun terakhir. Hampir semuanya dari orang-orang itu dibebaskan tanpa cedera.

Nigeria adalah produsen minyak terbesar Afrika namun posisi tersebut kemudian digantikan oleh Angola pada April tahun lalu, menurut Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC).(*)