Budayakan penggunaan layanan telemedice daring cegah COVID-19
4 Mei 2020 17:04 WIB
Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto saat konferensi video di Jakarta, Senin. (ANTARA/Muhammad Zulfikar)
Jakarta (ANTARA) - Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto terus mengajak masyarakat di Tanah Air agar membudayakan penggunaan layanan telemedicine dalam jaringan (daring) guna mencegah penularan COVID-19.
"Kita harus mulai mengubah perilaku dalam kaitan pelayanan rumah sakit, terutama untuk kepentingan konsultasi medis," kata dia di Graha BNPB Jakarta, Senin.
Selama ini masyarakat bertemu dan berinteraksi langsung dengan tenaga medis di puskesmas, klinik atau rumah sakit untuk berkonsultasi. Kemajuan teknologi dan informasi hendaknya dimanfaatkan sebaik mungkin, salah satunya layanan telemedicine.
Ia mengatakan membudayakan layanan telemedicine atau layanan kesehatan daring penting sekali guna mencegah dan memutus mata rantai penularan COVID-19.
Sebab, ujar dia, risiko penularan virus corona jenis baru atau COVID-19 mulai dari perjalanan seseorang menuju rumah sakit atau saat berada di ruang tunggu cukup tinggi terpapar.
Baca juga: Masyarakat diminta tidak datang ke RS, gunakan layanan telemedicine
"Oleh karena itu, mudah-mudahan ini bisa menjadi budaya baru yang akan terus kita tanamkan sehingga risiko tertular lebih kecil," katanya.
Baca juga: COVID-19 juga bisa ubah kebiasaan orang saat konsultasi ke dokter?
Sementara itu, Icha, salah seorang warga di Jakarta Pusat, mengatakan telah mulai menggunakan layanan telemedice guna mengantisipasi penularan COVID-19.
Baca juga: BPPT: Sistem telemedicine pengobatan jarak jauh sedang uji lapangan
"Kemarin sempat mengunakan layanan telemedice karena khawatir harus pergi ke rumah sakit," katanya.
Sementara itu, hingga 4 Mei 2020 pukul 12.00 WIB, pasien sembuh COVID-19 bertambah 78 orang menjadi 1.954 orang, sedangkan kasus positif terkonfirmasi sebanyak 11.587 orang atau bertambah 395.
Kemudian untuk jumlah pasien meninggal akibat COVID-19 bertambah 19 orang menjadi 864 orang, dibandingkan jumlah sebelumnya yang mencapai 845 pada 3 Mei 2020.
"Kita harus mulai mengubah perilaku dalam kaitan pelayanan rumah sakit, terutama untuk kepentingan konsultasi medis," kata dia di Graha BNPB Jakarta, Senin.
Selama ini masyarakat bertemu dan berinteraksi langsung dengan tenaga medis di puskesmas, klinik atau rumah sakit untuk berkonsultasi. Kemajuan teknologi dan informasi hendaknya dimanfaatkan sebaik mungkin, salah satunya layanan telemedicine.
Ia mengatakan membudayakan layanan telemedicine atau layanan kesehatan daring penting sekali guna mencegah dan memutus mata rantai penularan COVID-19.
Sebab, ujar dia, risiko penularan virus corona jenis baru atau COVID-19 mulai dari perjalanan seseorang menuju rumah sakit atau saat berada di ruang tunggu cukup tinggi terpapar.
Baca juga: Masyarakat diminta tidak datang ke RS, gunakan layanan telemedicine
"Oleh karena itu, mudah-mudahan ini bisa menjadi budaya baru yang akan terus kita tanamkan sehingga risiko tertular lebih kecil," katanya.
Baca juga: COVID-19 juga bisa ubah kebiasaan orang saat konsultasi ke dokter?
Sementara itu, Icha, salah seorang warga di Jakarta Pusat, mengatakan telah mulai menggunakan layanan telemedice guna mengantisipasi penularan COVID-19.
Baca juga: BPPT: Sistem telemedicine pengobatan jarak jauh sedang uji lapangan
"Kemarin sempat mengunakan layanan telemedice karena khawatir harus pergi ke rumah sakit," katanya.
Sementara itu, hingga 4 Mei 2020 pukul 12.00 WIB, pasien sembuh COVID-19 bertambah 78 orang menjadi 1.954 orang, sedangkan kasus positif terkonfirmasi sebanyak 11.587 orang atau bertambah 395.
Kemudian untuk jumlah pasien meninggal akibat COVID-19 bertambah 19 orang menjadi 864 orang, dibandingkan jumlah sebelumnya yang mencapai 845 pada 3 Mei 2020.
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020
Tags: