Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Jawa Timur, menyatakan pada April 2020, Kota Malang deflasi sebesar 0,12 persen, yang didorong adanya penurunan harga pada kelompok pengeluaran transportasi.

Kepala BPS Kota Malang Sunaryo mengatakan, pada kelompok pengeluaran transportasi, tercatat ada penurunan sebesar 1,11 persen, dan diikuti oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau, yang turun 0,58 persen pada April 2020.

"Pada Maret 2020, Kota Malang mengalami deflasi. Pada April 2020 kali ini, juga mengalami deflasi 0,12 persen, selama dua bulan mengalami deflasi," kata Sunaryo, di Kota Malang, Jawa Timur, Senin.

Sunaryo menjelaskan, penurunan pada dua kelompok pengeluaran tersebut, memberikan andil cukup besar sehingga menyebabkan deflasi pada April 2020. Sementara pada kelompok pengeluaran lainnya, tercatat enam kelompok mengalami kenaikan atau inflasi.

Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi adalah, kelompok perawatan pribadi, dan jasa lainnya sebesar 1,19 persen, kelompok perlengkapan, perawatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,43 persen, dan kelompok pengeluaran informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,38 persen.

Kemudian, kelompok penyedia makanan dan minuman atau restoran juga naik sebesar 0,30 persen, kelompok kesehatan 0,11 persen, dan kelompok pakaian, dan alas kaki naik 0,04 persen.

Sementara pada kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, kelompok pengeluaran rekreasi, olahraga, dan budaya, dan kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan, atau stabil pada April 2020.

Sebagai catatan, pada Maret 2020, Kota Malang mengalami deflasi sebesar 0,41 persen. Dalam kurun waktu dua tahun ke belakang, pada Maret atau April, Kota Malang tercatat selalu mengalami inflasi.

Pada April 2019, tercatat inflasi sebesar 0,44 persen, dan pada 2018 sebesar 0,14 persen.

"Fenomena deflasi ini mirip dengan bulan sebelumnya," kata Sunaryo.

Secara tahun kalender, inflasi Kota Malang tercatat sebesar 0,17 persen, dan secara Years on Years (YoY) tercatat 0,83 persen.

Di Provinsi Jawa Timur, beberapa kota kabupaten lain yang mengalami deflasi adalah, Jember sebesar 0,13 persen, Kota Surabaya deflasi 0,16 persen, dan Kota Madiun sebesar 0,19 persen.

Sementara untuk yang mengalami inflasi adalah, Kota Kediri 0,08 persen, Banyuwangi 0,24 persen, Kota Probolinggo 0,05 persen, dan Sumenep 0,15 persen.

Baca juga: BPS sebut pergerakan inflasi melambat dibandingkan pola historis
Baca juga: BPS: Inflasi April 2020 dipengaruhi kenaikan harga tiga komoditas