LSM desak penegak hukum selidiki proyek paket lebaran Tanjungpinang
4 Mei 2020 14:17 WIB
Sejumlah warga kecewa lantaran tidak dapat membeli paket lebaran dengan harga murah di Kantor Disperindag Tanjungpinang, Senin (4/5/2020). ANTARA/Nikolas Panama/am.
Tanjungpinang (ANTARA) - Lembaga Swadaya Masyarakat Kelompok Diskusi Anti 86 mendesak aparat penegak hukum untuk menyelidiki proyek paket lebaran yang dilaksanakan Disperindag Tanjungpinang.
Ketua Kelompok Diskusi Anti 86, Ta'in Komari, di Tanjungpinang, Senin, mengatakan harga paket lebaran itu membengkak, tidak sesuai dengan harga pasar. Harga satu paket lebaran yang dibeli Pemkot Tanjungpinang senilai Rp123.000.
Kemudian Pemkot Tanjungpinang menyubsidi Rp63.000/paket, sehingga satu paket lebaran yang dijual kepada masyarakat itu senilai Rp60.000.
Satu paket lebaran berisi telur 30 butir, 2 kg gula pasir, 2 kg tepung terigu, dan 1 liter minyak goreng.
"Harganya terlalu tinggi. Bahkan hasil penelusuran kami, harga untuk satu paket lebaran itu tidak mencapai Rp105.000," ujarnya pula.
Baca juga: Kemarin, cuti bersama Lebaran dialihkan hingga pembagian paket sembako
Ia mencontohkan, Swalayan 21 Tanjungpinang menjual harga 1 liter minyak goreng eceran Rp13.500, 30 butir telur Rp46.000, gula pasir 2 kg Rp27.000 dan tepung terigu 2 kg Rp15.800. Total harga barang-barang yang dijual di swalayan terbesar di Tanjungpinang itu Rp102.300.
Kalau pembelian dalam jumlah yang banyak, kata dia, harga telur, gula pasir, tepung terigu dan minyak goreng dapat lebih murah.
"Lantas kenapa dibeli dengan harga Rp123.000. Ini yang aneh. Seharusnya, ketika pendapatan daerah terjun bebas, pemerintah membeli barang dengan harga yang lebih murah," katanya pula.
Menanggapi persoalan itu, Sekda Tanjungpinang Teguh Ahmad Syafari mengatakan, paket lebaran itu untuk meringankan beban masyarakat. Kegiatan itu dilaksanakan setiap tahun dengan menggunakan anggaran daerah.
Tahun ini disediakan 12 ribu paket yang dibagikan mulai hari ini di kantor kelurahan dan Disperindag Tanjungpinang.
Keinginan kepala daerah, seluruh swalayan dilibatkan dalam kegiatan itu. Secara teknis, kegiatan itu dilaksanakan Disperindag Tanjungpinang.
"Saya akan periksa apakah ada selisih harga yang jauh atau tidak dalam pembelian paket lebaran tersebut," ujarnya lagi.
Sejumlah warga mulai mempersoalkan harga paket lebaran tersebut. Mereka merasa kecewa, dan meluapkan kekesalannya di media sosial.
Baca juga: Jasa Raharja jual pangan murah jelang Lebaran
Ketua Kelompok Diskusi Anti 86, Ta'in Komari, di Tanjungpinang, Senin, mengatakan harga paket lebaran itu membengkak, tidak sesuai dengan harga pasar. Harga satu paket lebaran yang dibeli Pemkot Tanjungpinang senilai Rp123.000.
Kemudian Pemkot Tanjungpinang menyubsidi Rp63.000/paket, sehingga satu paket lebaran yang dijual kepada masyarakat itu senilai Rp60.000.
Satu paket lebaran berisi telur 30 butir, 2 kg gula pasir, 2 kg tepung terigu, dan 1 liter minyak goreng.
"Harganya terlalu tinggi. Bahkan hasil penelusuran kami, harga untuk satu paket lebaran itu tidak mencapai Rp105.000," ujarnya pula.
Baca juga: Kemarin, cuti bersama Lebaran dialihkan hingga pembagian paket sembako
Ia mencontohkan, Swalayan 21 Tanjungpinang menjual harga 1 liter minyak goreng eceran Rp13.500, 30 butir telur Rp46.000, gula pasir 2 kg Rp27.000 dan tepung terigu 2 kg Rp15.800. Total harga barang-barang yang dijual di swalayan terbesar di Tanjungpinang itu Rp102.300.
Kalau pembelian dalam jumlah yang banyak, kata dia, harga telur, gula pasir, tepung terigu dan minyak goreng dapat lebih murah.
"Lantas kenapa dibeli dengan harga Rp123.000. Ini yang aneh. Seharusnya, ketika pendapatan daerah terjun bebas, pemerintah membeli barang dengan harga yang lebih murah," katanya pula.
Menanggapi persoalan itu, Sekda Tanjungpinang Teguh Ahmad Syafari mengatakan, paket lebaran itu untuk meringankan beban masyarakat. Kegiatan itu dilaksanakan setiap tahun dengan menggunakan anggaran daerah.
Tahun ini disediakan 12 ribu paket yang dibagikan mulai hari ini di kantor kelurahan dan Disperindag Tanjungpinang.
Keinginan kepala daerah, seluruh swalayan dilibatkan dalam kegiatan itu. Secara teknis, kegiatan itu dilaksanakan Disperindag Tanjungpinang.
"Saya akan periksa apakah ada selisih harga yang jauh atau tidak dalam pembelian paket lebaran tersebut," ujarnya lagi.
Sejumlah warga mulai mempersoalkan harga paket lebaran tersebut. Mereka merasa kecewa, dan meluapkan kekesalannya di media sosial.
Baca juga: Jasa Raharja jual pangan murah jelang Lebaran
Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020
Tags: