Pangkalpinang (ANTARA News) - Hujan lebat disertai angin kencang (badai), menghantam sejumlah rumah warga Kota Pangkalpinang, Sabtu sore.
Pantauan ANTARA, tujuh unit rumah di kawasan jalan Trem Seberang, Kota Pangkalpinang mengalami rusak parah akibat hujan dan angin kencang yang disertai petir cukup keras.
Atap rumah warga Jalan Trem yang mayoritas dihuni oleh para keluarga nelayan itu terbongkar diterpa angin kencang, sementara dua toko di Pasar Pembangunan juga mengalami rusak.
Sejumlah pohon pelindung di beberapa ruas jalan tumbang akibat diterpa badai, seperti di kawasan lapangan merdeka atau tepatnya di depan rumah dinas Wali Kota Pangkalpinang, depan SMK 1 Pangkalpinang dan sejumlah ruas jalan lainnya.
Angin kencang yang disertai hujan lebat juga membuat sejumlah instalasi listrik di dalam kota mengalami rusak, sehingga arus listrik di sebagian kawasan mengalami mati total.
Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Pangkalpinang, Armada, mengatakan, laporan sementara dari anggota tanggap bencana (Tagana) kawasan Jalan Trem Seberang ditemukan tujuh unit rumah yang mengalami rusak akibat angin kencang tersebut.
"Itu baru data sementara karena saat ini anggota Tagana masih melakukan pengecekan di sejumlah tempat untuk menghimpun data jumlah rumah warga yang rusak akibat angin ribut, demikian juga dengan pohon tumbang," ujarnya.
Ia mengatakan, petugas Tagana langsung turun kelapangan dan menyebar ke setiap kawasan untuk melihat kondisi bangunan rumah warga yang di hantam angin ribut itu.
Pantauan ANTARA di jalan Trem Seberang, sejumlah petugas Tagana terpaksa memasang atap darurat yang berbahan plastik pada rumah warga yang dihantam badai. Seperti yang dialami rumah milik Nurmala, separo dari atap rumahnya terbongkar dan diterbangi angin kencang.
"Sekarang petugas Tagana masih berada di lapangan untuk memberikan penyelamatan darurat terhadap rumah warga yang terkena musibah angin badai yang disertai hujan lebat," kata Aramada.(*)
Badai Hantam Sejumlah Rumah Warga Pangkalpinang
4 Juli 2009 23:17 WIB
Ilustrasi (ANTARA/Andika Betha)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009
Tags: