Bandarlampung (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan gempa bumi tektonik yang terjadi pada Minggu pukul 14.06.46 WIB di wilayah perairan Selat Sunda dan dirasakan sejumlah warga di beberapa daerah di Provinsi Lampung, tidak berpotensi menimbulkan ancaman tsunami.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono ST Dipl Seis MSc, dalam rilis diterima di Bandarlampung, Minggu petang menjelaskan kejadian dan parameter gempa bumi itu terjadi pada Minggu, 3 Mei 2020, pukul 14.06.46 WIB di wilayah Selat Sunda yang diguncang gempa tektonik.

Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter awal dengan magnitudo M=5,3 yang selanjutnya dimutakhirkan menjadi M=5,0. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 6.37 derajat Lintang Selatan (LS) dan 104.63 derajat Bujur Timur (BT) atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 99 km arah selatan Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, Lampung pada kedalaman 62 km.
Dia menjelaskan jenis dan mekanisme gempa bumi, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah Lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme sesar naik (thrust fault).



Sedangkan, dampak gempa bumi, guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Kotaagung, Kabupaten Tanggamus dan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung pada III Modified Mercalli Intensity (MMI) atau getaran dirasakan nyata dalam rumah.

Terasa getaran seakan-akan truk berlalu, di Panimbang, Binuangeun, Malingping, Banten II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan truk berlalu), Kota Bandarlampung, Munjul, Cijaku, Natar, Lampung Selatan II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang), Liwa, Lampung Barat I-II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

Namun, hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
Baca juga: BMKG: 683 kali gempa tektonik terjadi sepanjang April

BMKG menegaskan pula, hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.


Hingga hari Minggu, pukul 15.00 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).



BMKG merekomendasikan kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Namun warga diimbau agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa, atau pun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah.


Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg.
Baca juga: BNPB: Terjadi 1.188 bencana hingga April 2020