Karimun, Kepri (ANTARA News) - Pengadaan "thermoscanner" atau pemindai suhu tubuh untuk mendeteksi virus Influenza A (H1N1) atau flu babi di Pelabuhan Internasional Tanjung Balai Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, seyogyanya melalui mekanisme penganggaran di DPRD.

"Harga alat ukur suhu tubuh itu mahal. Tidak mungkin dibeli dengan menggunakan anggaran Pemkab melalui dinas terkait," kata Wakil Bupati Karimun, Aunur Rafiq, di Tanjung Balai Karimun Kamis.

Karena mahal, kata Aunur, penganggarannya oleh dinas atau instansi terkait harus melalui DPRD untuk dibahas dalam rapat panitia anggaran kemudian persetujuan fraksi-fraksi dan rapat paripurna.

"Itulah mekanismenya. Kami sudah menganjurkan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) menempuh cara itu," ucap Aunur.

Dia mengakui thermoscanner memang cukup canggih dalam mendeteksi suhu tubuh dibandingkan thermodigital yang saat ini digunakan petugas KKP.

"Alat itu sangat membantu ketelitian petugas dalam memeriksa para penumpang dalam mengantisipasi ancaman virus H1N1," katanya.

Secara terpisah Kepala KKP Kelas II TBK, Iskandar mengatakan, dua tahun lalu harga thermoscanner itu per unitnya mencapai Rp1,5 miliar.

"Alat itu cukup efektif. Penempatannya di dermaga hanya membutuhkan seorang operator untukn memantau suhu tubuh para penumpang melalui monitor," katanya, di kantornya, Kamis.

Dia mengatakan pernah membahas rencana pengadaan itu dengan pemerintah daerah, namun karena harganya yang mahal, keinginan itu tertunda karena harus melalui mekanisme dewan.

"Alternatif yang kami lakukan adalah dengan mengajukan ke Departemen Kesehatan, dan hal itu sudah kami lakukan saat ke Jakarta pekan lalu," katanya.

Menurut dia, alat itu cukup penting mengingat wabah Influenza A sudah merambah negara-negara di dunia. Singapura dan Malaysia sudah tertular virus itu.

"Kami berharap pengajuan itu disetujui pemerintah pusat," ucapnya.(*)