Jakarta (ANTARA News) - Rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta Kamis sore relatif stabil terhadap dolar AS karena pelaku pasar cenderung hati-hati dan menunggu kemungkinan Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan terkait membaiknya data inflasi yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS).

Kamis sore rupiah diperdagangkan pada kisaran 10.180/10.195 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Edwin Sinaga di Jakarta mengatakan, turunnya inflasi tahunan
menjadi 3,64 persen dari 6,04 persen, memberikan peluang bagi BI untuk menurunkan lagi BI Rate sehingga bank juga akan menurunkan suku bunga kredit.

Saat ini, bank menerapkan bunga kredit antara 14 hingga 18 persen dan dinilai masih terlalu tinggi sehingga dunia usaha belum berani mengajukan kredit.

Turunnya BI Rate diharapkan memicu bank menyesuaikan suku bunganya dan kredit yang terserap dunia usaha naik sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi.

Hingga Kamis pekan ini rupiah bergerak pada kisaran 10.000 sampai 10.200 per dolar AS, dengan diselingi pergerakan menguat maupun kadang melemah.

Menurut Edwin, rupiah masih sulit bergerak ke bawah 10.000 per dolar AS karena belum ada sentimen positif yang mendukung.

Pada sesi pagi tadi, rupiah juga sempat menguat 25 poin, namun menginjak sesi siang melemah 10 poin sebelum naik lagi kembali ke posisi 10.180 per dolar AS.

"Hal ini menunjukkan rupiah cukup stabil pada kisaran tersebut," ujarnya.

Harapan rupiah bisa menguat masih terbuka apabila Pilpres mendatang berjalan lancar dan aman.
(*)