Pasar Kupang Gunung Surabaya ditutup akibat COVID-19
2 Mei 2020 15:36 WIB
Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astutui saat meninjau Pasar Kupang Gunung yang ditutup sementara mulai Sabtu (2/4/2020) ini hingga 14 hari ke depan menyusul adanya dua pedagang setempat yang terpapar positif virus corona atau COVID-19. (FOTO ANTARA/HO-Tim Reni Astuti)
Surabaya (ANTARA) - Pasar Kupang Gunung di Jalan Putat Jaya, Kota Surabaya, Jawa Timur, ditutup sementara mulai Sabtu ini hingga 14 hari ke depan menyusul dua pedagang setempat yang terpapar positif virus corona atau COVID-19.
"Jadi ada dua pedagang yang positif COVID-19. Satu pedagang telah meninggal dunia dan satu pedagang lainnya masih menjalani perawatan medis," kata Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro saat dihubungi ANTARA di Surabaya.
Menurut dia, ada dua pasar yang ditutup yakni Pasar Kupang Gunung yang dikelola Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya dan pasar tumpah yang dikelola Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Putat Jaya. Total ada sekitar 600 pedagang di Pasar Kupang Gunung.
"Dua pasar itu ditutup karena mereka (pedagang) telah berinteraksi dengan orang luar. Jadi selama 14 hari tidak boleh ada aktivitas di dua pasar itu," ujarnya.
Baca juga: Polisi gencarkan sosialisasi cegah COVID-19 di pasar tradisional
Hebi menjelaskan pihaknya cepat mengambil tindakan agar tidak ada klaster baru seperti yang terjadi di Pasar Gresik PPI di Jalan Jepara, di mana penyebaran COVID-19 begitu cepat. Bahkan dalam sehari ada ada temuan puluhan kasus di pasar tersebut.
"Lebih baik kita mencegah lebih awal agar penularan itu tidak kemana-mana," katanya.
Selama ini, lanjut dia, pihaknya sudah menerapkan protokol kesehatan ke semua pasar tradisional di Surabaya mulau dari membiasakan mencuci tangan, memberi masker, menggunakan cairan pembersih tangan dan mengecek suhu badan.
"Tapi masalahnya, pembeli dan pedagang malas memakai masker. Baru dipakai sebentar sudah dilepas," katanya.
Baca juga: Di kota ini, pembeli tak bermasker bakal disuruh keluar dari pasar
Hingga saat ini, lanjut dia, sudah ada empat pasar yang ditutup akibat pedagangnya terpapar COVID-19, yakni Pasar Kapasan, Pusat Grosir Surabaya (PGS), Pasar Gresik PPI dan Pasar Kupang Gunung.
"Kalau ada info pedagang yang positif ya pasar akan ditutup. Kami dapat info lagi katanya ada pedagang di pasar Surabaya yang positif. Tapi kami masih koordinasi dengan Dinas Kesehatan," katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti saat meninjau langsung Pasar Kupang Gunung, mengatakan protokol kesehatan bagi pedagang dan pembeli di semua pasar tradisional harus diperketat.
"Saya berharap protokol COVID-19 di pasar agar terus di sosialisasikan ke masyarakat. Wajib masker harus dijalankan," katanya.
Ia berharap agar pedagang yang sudah melakukan rapid test dan hasilnya dinyatakan positif, maka bisa segera dilakukan tes swab agar segera ada kepastian.
"Jika hasil swab negatif, pasar bisa segera dibuka tanpa menunggu 14 hari. Tapi jika buka lagi protokol COVID-19 di pasar agar benar-benar dijalankan," katanya.
"Jadi ada dua pedagang yang positif COVID-19. Satu pedagang telah meninggal dunia dan satu pedagang lainnya masih menjalani perawatan medis," kata Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro saat dihubungi ANTARA di Surabaya.
Menurut dia, ada dua pasar yang ditutup yakni Pasar Kupang Gunung yang dikelola Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya dan pasar tumpah yang dikelola Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Putat Jaya. Total ada sekitar 600 pedagang di Pasar Kupang Gunung.
"Dua pasar itu ditutup karena mereka (pedagang) telah berinteraksi dengan orang luar. Jadi selama 14 hari tidak boleh ada aktivitas di dua pasar itu," ujarnya.
Baca juga: Polisi gencarkan sosialisasi cegah COVID-19 di pasar tradisional
Hebi menjelaskan pihaknya cepat mengambil tindakan agar tidak ada klaster baru seperti yang terjadi di Pasar Gresik PPI di Jalan Jepara, di mana penyebaran COVID-19 begitu cepat. Bahkan dalam sehari ada ada temuan puluhan kasus di pasar tersebut.
"Lebih baik kita mencegah lebih awal agar penularan itu tidak kemana-mana," katanya.
Selama ini, lanjut dia, pihaknya sudah menerapkan protokol kesehatan ke semua pasar tradisional di Surabaya mulau dari membiasakan mencuci tangan, memberi masker, menggunakan cairan pembersih tangan dan mengecek suhu badan.
"Tapi masalahnya, pembeli dan pedagang malas memakai masker. Baru dipakai sebentar sudah dilepas," katanya.
Baca juga: Di kota ini, pembeli tak bermasker bakal disuruh keluar dari pasar
Hingga saat ini, lanjut dia, sudah ada empat pasar yang ditutup akibat pedagangnya terpapar COVID-19, yakni Pasar Kapasan, Pusat Grosir Surabaya (PGS), Pasar Gresik PPI dan Pasar Kupang Gunung.
"Kalau ada info pedagang yang positif ya pasar akan ditutup. Kami dapat info lagi katanya ada pedagang di pasar Surabaya yang positif. Tapi kami masih koordinasi dengan Dinas Kesehatan," katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti saat meninjau langsung Pasar Kupang Gunung, mengatakan protokol kesehatan bagi pedagang dan pembeli di semua pasar tradisional harus diperketat.
"Saya berharap protokol COVID-19 di pasar agar terus di sosialisasikan ke masyarakat. Wajib masker harus dijalankan," katanya.
Ia berharap agar pedagang yang sudah melakukan rapid test dan hasilnya dinyatakan positif, maka bisa segera dilakukan tes swab agar segera ada kepastian.
"Jika hasil swab negatif, pasar bisa segera dibuka tanpa menunggu 14 hari. Tapi jika buka lagi protokol COVID-19 di pasar agar benar-benar dijalankan," katanya.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020
Tags: