Pengamat: Tingkatkan kesejahteraan buruh di luar Jabodetabek
1 Mei 2020 20:41 WIB
Ilustrasi ribuan karyawan di pabrik besar di Cianjur, Jawa Barat, masih tetap bekerja meskipun dengan standar psychal distance yang diterapkan pemerintah selama KLB COVID-19. Sedangkan ribuan karyawan lainnya di rumahkan karena terdampak COVID-19 (Ahmad Fikri)
Jakarta (ANTARA) - Pengamat ketenagakerjaan dari Universitas Indonesia Wustari Mangundjaya mengatakan pemerintah harus berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan buruh di luar Jabodetabek.
"Untuk daerah Jabodetabek apalagi Karawang sudah sejahtera. Kami malah kesal kalau mereka kerjanya menuntut terus. Untuk luar Jabodetabek itu yang perlu dipikirkan," kata Wustari kepada ANTARA, Jakarta, Jumat.
Psikolog industri dan organisasi itu menuturkan tingkat kesejahteraan buruh di Indonesia masih belum merata dan masih banyak buruh yang kesejahteraannya harus ditingkatkan.
Baca juga: Peringati Hari Buruh, ILO prihatin atas nasib buruh di tengah wabah
Wustari mengatakan untuk di daerah Karawang dan sekitarnya, upah minimum provinsinya (UMP) sudah sangat tinggi melebihi yang lain.
"Bahkan melebihi dosen muda yang secara persyaratan dituntut secara intelektual yang lebih tinggi," tuturnya.
Tetapi untuk yang di daerah Jawa Tengah dan daerah timur lainnya, kata Wustari, memang harus diperhatikan dan ditingkatkan kesejahteraan buruhnya.
Wustari menuturkan cara meningkatkan kesejahteraan adalah dengan meningkatkan fasilitas dan keterampilan (skills) buruh termasuk "soft skills" sehingga level kehidupan meningkat.
Buruh juga harus meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya.
Buruh memerlukan pendidikan pelatihan yang memadai untuk meningkatkan kualitas kompetensinya sehingga bisa bersaing, ujarnya.
Dengan peningkatan kemampuan dan keterampilan buruh atau tenaga kerja Indonesia, maka para buruh memiliki bekal untuk mampu merambah pekerjaan-pekerjaan yang lebih baik dan kompetitif. Keterampilan yang utamanya dibutuhkan adalah "soft skills".
Baca juga: Perlu pencapaian upah layak untuk kesejahteraan buruh, kata peneliti
"Untuk daerah Jabodetabek apalagi Karawang sudah sejahtera. Kami malah kesal kalau mereka kerjanya menuntut terus. Untuk luar Jabodetabek itu yang perlu dipikirkan," kata Wustari kepada ANTARA, Jakarta, Jumat.
Psikolog industri dan organisasi itu menuturkan tingkat kesejahteraan buruh di Indonesia masih belum merata dan masih banyak buruh yang kesejahteraannya harus ditingkatkan.
Baca juga: Peringati Hari Buruh, ILO prihatin atas nasib buruh di tengah wabah
Wustari mengatakan untuk di daerah Karawang dan sekitarnya, upah minimum provinsinya (UMP) sudah sangat tinggi melebihi yang lain.
"Bahkan melebihi dosen muda yang secara persyaratan dituntut secara intelektual yang lebih tinggi," tuturnya.
Tetapi untuk yang di daerah Jawa Tengah dan daerah timur lainnya, kata Wustari, memang harus diperhatikan dan ditingkatkan kesejahteraan buruhnya.
Wustari menuturkan cara meningkatkan kesejahteraan adalah dengan meningkatkan fasilitas dan keterampilan (skills) buruh termasuk "soft skills" sehingga level kehidupan meningkat.
Buruh juga harus meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya.
Buruh memerlukan pendidikan pelatihan yang memadai untuk meningkatkan kualitas kompetensinya sehingga bisa bersaing, ujarnya.
Dengan peningkatan kemampuan dan keterampilan buruh atau tenaga kerja Indonesia, maka para buruh memiliki bekal untuk mampu merambah pekerjaan-pekerjaan yang lebih baik dan kompetitif. Keterampilan yang utamanya dibutuhkan adalah "soft skills".
Baca juga: Perlu pencapaian upah layak untuk kesejahteraan buruh, kata peneliti
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020
Tags: