53 tenaga medis RSUP Dr Sardjito kembali bertugas setelah swab negatif
1 Mei 2020 16:38 WIB
Dokumen - Petugas medis beraktivitas di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito di Sleman, DI Yogyakarta, Senin (20/1/2020) ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Yogyakarta (ANTARA) - Sebanyak 53 tenaga medis di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito Yogyakarta kembali bertugas setelah semuanya dinyatakan negatif COVID-19 berdasarkan hasil swab.
"Dengan hasil swab negatif tersebut, maka sejumlah tenaga medis yang sebelumnya dirumahkan, maka mulai Jumat mereka dapat kembali aktif memberikan layanan kepada pasien," kata Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan dalam keterangan tertulis yang diterima di Yogyakarta, Jumat.
Para tenaga medis tersebut, kata Banu, dirumahkan sejak diketahui kontak secara langsung dengan pasien positif COVID-19 pada 23 April 2020 sehingga mereka sudah lebih dari tujuh hari dirumahkan.
Selanjutnya dilakukan rapid test, tes foto rontgen, dan terakhir swab pada 27 dan 28 April.
Banu mengatakan prosedur swab memang dilakukan minimal tujuh hari setelah kontak karena inkubasi virus baru nampak setelah hari ke tujuh kontak.
Baca juga: Manulife beri bantuan tenaga medis dan masyarakat terdampak COVID-19
"Tenaga medis tersebut tidak perlu melakukan isolasi sampai 14 hari. Begitu keluar hasil swab maka mereka bisa beraktifitas kembali," kata dia.
Sementara itu, terkait salah satu pasien yang pada Kamis (23/4) dilakukan tes swab dan hasilnya positif COVID-19, saat ini kondisinya telah semakin membaik. Bahkan tidak lagi menunjukkan adanya gejala COVID-19, dan hasil swab kedua dinyatakan negatif sehingga tinggal menunggu hasil swab berikutnya.
Baca juga: 871 tenaga medis menginap di hotel milik Pemprov DKI
"Pasien tersebut tinggal menunggu hasil tes swab berikutnya, semoga saja hasilnya negatif," kata Banu Hermawan.
Sebelumnya, Banu Hermawan menjelaskan pasien perempuan tersebut awalnya menjalani rawat inap di RSUP Dr Sardjito dengan keluhan penyakit bawaan dan menurut hasil pemeriksaan menggunakan alat tes diagnostik cepat pasien itu tidak terserang virus corona.
Baca juga: Ahmad Basarah ajak warga setop stigmatisasi pahlawan medis
Selama menjalani perawatan, pasien didampingi oleh suaminya.
"Setelah menjalani perawatan beberapa hari, anak pasien bercerita bahwa bapaknya yang selama ini menunggui ibunya (pasien) masuk ke salah satu rumah sakit di Sleman, dengan (pemeriksaan) rapid dan swab positif," kata Banu.
Sementara itu secara terpisah, Ketua Tim Penanggulangan COVID-19 RSUP Dr Sardjito, dr Ika Trisnawati menyampaikan bahwa tidak tertularnya tenaga medis yang merawat pasien positif COVID-19 ini disebabkan pelayanan di RSUP Dr Sardjito baik untuk pasien COVID-19 maupun tidak sudah dipersiapkan perlindungan diri bagi semua petugas.
Menurut dia, persiapan petugas antara lain menyediakan alat pelindung diri (APD) yang disesuaikan dengan level transmisi penularan di semua sektor pelayanan, dan menyediakan extra fooding dan vitamin terutama bagi garda pelayanan covid.
Di sisi lain, lanjut Ika, petugas melakukan screening terhadap semua pengunjung RSUP Dr Sardjito di semua pintu masuk pelayanan yang sudah diatur alur pintu masuk dan pintu keluarnya.
Kondisi ini, kata dia, masih diperkuat dengan memberikan penanda status pengunjung dengan stiker yang ditempel ke baju pengunjung dan pasien. Stiker tersebut menandakan hasil screening apakah termasuk kelompok aman (hijau), kelompok resiko rendah (kuning) dan resiko tinggi (merah).
Langkah lain yang dilakukan yaitu dengan memperketat alur untuk mengamankan kelompok stiker merah.
Ditambahkan Ika RSUP Dr Sardjito juga telah membuat pemetaan zona kuning dan hijau di dalam rumah sakit yang dapat diakses dan diketahui oleh semua masyarakat.
"Tentu saja diharapkan semua pasien dan pengunjung yang datang dapat memberikan keterangan data yang lengkap dan jujur kepada petugas kesehatan, sehingga kita akan dapat menganalisa dan memberikan pelayanan yang sesuai dan sesegera mungkin," kata dia.
"Dengan hasil swab negatif tersebut, maka sejumlah tenaga medis yang sebelumnya dirumahkan, maka mulai Jumat mereka dapat kembali aktif memberikan layanan kepada pasien," kata Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan dalam keterangan tertulis yang diterima di Yogyakarta, Jumat.
Para tenaga medis tersebut, kata Banu, dirumahkan sejak diketahui kontak secara langsung dengan pasien positif COVID-19 pada 23 April 2020 sehingga mereka sudah lebih dari tujuh hari dirumahkan.
Selanjutnya dilakukan rapid test, tes foto rontgen, dan terakhir swab pada 27 dan 28 April.
Banu mengatakan prosedur swab memang dilakukan minimal tujuh hari setelah kontak karena inkubasi virus baru nampak setelah hari ke tujuh kontak.
Baca juga: Manulife beri bantuan tenaga medis dan masyarakat terdampak COVID-19
"Tenaga medis tersebut tidak perlu melakukan isolasi sampai 14 hari. Begitu keluar hasil swab maka mereka bisa beraktifitas kembali," kata dia.
Sementara itu, terkait salah satu pasien yang pada Kamis (23/4) dilakukan tes swab dan hasilnya positif COVID-19, saat ini kondisinya telah semakin membaik. Bahkan tidak lagi menunjukkan adanya gejala COVID-19, dan hasil swab kedua dinyatakan negatif sehingga tinggal menunggu hasil swab berikutnya.
Baca juga: 871 tenaga medis menginap di hotel milik Pemprov DKI
"Pasien tersebut tinggal menunggu hasil tes swab berikutnya, semoga saja hasilnya negatif," kata Banu Hermawan.
Sebelumnya, Banu Hermawan menjelaskan pasien perempuan tersebut awalnya menjalani rawat inap di RSUP Dr Sardjito dengan keluhan penyakit bawaan dan menurut hasil pemeriksaan menggunakan alat tes diagnostik cepat pasien itu tidak terserang virus corona.
Baca juga: Ahmad Basarah ajak warga setop stigmatisasi pahlawan medis
Selama menjalani perawatan, pasien didampingi oleh suaminya.
"Setelah menjalani perawatan beberapa hari, anak pasien bercerita bahwa bapaknya yang selama ini menunggui ibunya (pasien) masuk ke salah satu rumah sakit di Sleman, dengan (pemeriksaan) rapid dan swab positif," kata Banu.
Sementara itu secara terpisah, Ketua Tim Penanggulangan COVID-19 RSUP Dr Sardjito, dr Ika Trisnawati menyampaikan bahwa tidak tertularnya tenaga medis yang merawat pasien positif COVID-19 ini disebabkan pelayanan di RSUP Dr Sardjito baik untuk pasien COVID-19 maupun tidak sudah dipersiapkan perlindungan diri bagi semua petugas.
Menurut dia, persiapan petugas antara lain menyediakan alat pelindung diri (APD) yang disesuaikan dengan level transmisi penularan di semua sektor pelayanan, dan menyediakan extra fooding dan vitamin terutama bagi garda pelayanan covid.
Di sisi lain, lanjut Ika, petugas melakukan screening terhadap semua pengunjung RSUP Dr Sardjito di semua pintu masuk pelayanan yang sudah diatur alur pintu masuk dan pintu keluarnya.
Kondisi ini, kata dia, masih diperkuat dengan memberikan penanda status pengunjung dengan stiker yang ditempel ke baju pengunjung dan pasien. Stiker tersebut menandakan hasil screening apakah termasuk kelompok aman (hijau), kelompok resiko rendah (kuning) dan resiko tinggi (merah).
Langkah lain yang dilakukan yaitu dengan memperketat alur untuk mengamankan kelompok stiker merah.
Ditambahkan Ika RSUP Dr Sardjito juga telah membuat pemetaan zona kuning dan hijau di dalam rumah sakit yang dapat diakses dan diketahui oleh semua masyarakat.
"Tentu saja diharapkan semua pasien dan pengunjung yang datang dapat memberikan keterangan data yang lengkap dan jujur kepada petugas kesehatan, sehingga kita akan dapat menganalisa dan memberikan pelayanan yang sesuai dan sesegera mungkin," kata dia.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020
Tags: