Jakarta (ANTARA News) - Direktur Centre for Information and Development Studies ( Cides), Umar Juoro memperkirakan, prospek perekonomian Indonesia 2010 dapat baik jika perekonomian dunia mulai pulih.

"JIka perekonomian dunia pulih, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat kembali ke tingkatan sekitar 6 persen," katanya di Jakarta, Minggu.

Umar mengatakan pertumbuhan ekonomi sekitar 6 persen pastinya mendorong kegiatan ekspor dan tentunya impor akan positif lagi, berdampak juga bagi invetasi dalam maupun luar negeri.

"Apalagi, jika program pembangunan infrastruktur, baik dalam skema kebijakaan stimulasi perekonomian maupun sebagai program berkelanjutan dapat mengalami perkembangan yang berarti," ujarnya.

Umar menilai tantangan perkembangan perekonomian Indonesia ke depan selain permasalahan pembangunan infrastruktur adalah menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi.

Orientasinya pada sektor yang lebih mendorong pertumbuhan berkesinambungan dan menciptakan kesempatan kerja cenderung relatif besar, terutama pada sektor industri manufaktur.

Permasalahan pembangunan infrastruktur, menurut dia, bukanlah dalam hal pembiayaan, tetapi lebih berkaitan dengan persoalan struktural seperti pembebasan tanah, tarif dan kepastian hukum lainnya.

"Tentu permasalahan struktural tersebut tidak dapat dipecahkan dengan segera, namun paling tidak perbaikan yang bertahap akan mendorong perkembangan perekonomian lebih baik," kata Umar.

Disinggung pertumbuhan ekonomi Indonesia pada saat krisis global, dia menjelaskan, hingga triwulan I - 2009 mencapai 4,4 persen, terutama didukung oleh konsumsi masyarakat yang tumbuh 5,8 persen dan pengeluaran pemerintah.

Begitu pula sekalipun ekspor mengalami pertumbuhan negatif lebih dari - 20 persen, namun neraca perdagangan dan neraca berjalan masih positif karena pertumbuhan impor negatif lebih besar dari ekspor.

Strategisnya belakangan ini nilai rupiah dan indeks pasar modal juga mengalami penguatan signifikan karena prospek perekonomian Indonesia yang dilihat baik sehingga para investor mulai mengalirkan dananya ke pasar yang diperkirakan memberikan hasil tinggi, terutama di pasar yang sedang berkembang pasar komoditas.

"Penguatan nilai rupiah dan indeks pasar modal diperkirakan masih akan terus berlangsung, sekalipun pada saat tertentu terjadi koreksi. Jadi tidak berlebihan perkirakan nilai rupiah akan menembus kisaran angka Rp9.500 per dolar AS dan indeks pasar modal mencapai 2300," kata Umar Juoro.(*)