Psikolog bagikan cara beri dukungan sosial saat pandemi COVID-19
30 April 2020 21:51 WIB
Warga menyambut kedatangan Dian Sari Maharani, tenaga medis di RSUD dr. Iskak Tulungagung yang telah dinyatakan sembuh dari COVID-19 di kampung asalnya, Desa Tunggangri, Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (23/4/2020). Dukungan itu diberikan warga setempat untuk menyemangati para tenaga medis lain yang terpapar COVID-19 dan masih berjuang untuk sembuh. ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko/aww.
Jakarta (ANTARA) - Dukungan sosial diperlukan dalam situasi pandemi COVID-19 seperti saat ini terutama terhadap pasien serta tenaga medis yang berada di garda depan melawan penyakit yang disebabkan virus corona jenis baru itu, kata psikolog klinis Nena Mawar Sari.
"Ada empat jenis, yang pertama ada appraisal support adalah dukungan yang bisa kita berikan untuk memecahkan masalah atau menguraikan stressor. Salah satunya adalah dengan menjadi teman yang bisa mendengar," kata psikolog klinis dari RSUD Wangaya Denpasar, Bali itu dalam diskusi online yang diadakan Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia yang disimak dari Jakarta, Kamis.
Di dalam situasi sekarang orang akan lebih mudah cemas dan merasa penat karena COVID-19 tidak hanya berdampak kesehatan tapi juga kepada ekonomi dan timbulnya gesekan di lingkungan rumah akibat dampak kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diberlakukan pemerintah.
Selain itu terdapat pula tangible support atau bantuan nyata yang dapat menyelesaikan masalah. Dalam keadaan saat ini, kata Nena, bantuan itu bisa berupa makanan, masker atau barang-barang yang dibutuhkan tenaga medis atau teman dan tetangga yang membutuhkan.
Baca juga: Psikolog: Berfikir sehat dan hindari kecemasan berandil melawan corona
Bentuk dukungan sosial yang ketiga adalah self esteem support yaitu dukungan untuk bisa membuat seseorang memiliki harga diri atau pandangan diri yang lebih baik tentang dirinya.
Nena memberi contoh bagaimana kita bisa membeli barang dari tetangga di sekitar, selain memberi bantuan secara ekonomi juga memberi dukungan secara mental bahwa dia bisa bertahan hidup dalam situasi yang sulit.
"Yang berikutnya adalah belonging support itu menjadi diterima dalam satu bagian atau satu kelompok," kata dia.
Untuk itu Nena meminta agar tidak terjadi isolasi sosial kepada pasien COVID-19 atau tenaga medis yang berjuang di garis depan pandemi karena dapat memberikan dampak kepada psikis, yang bisa menurunkan imun tubuh yang penting dalam melawan penyakit tersebut.
Baca juga: Psikolog RSUP Sanglah buka konseling kesehatan mental saat COVID-19
"Ada empat jenis, yang pertama ada appraisal support adalah dukungan yang bisa kita berikan untuk memecahkan masalah atau menguraikan stressor. Salah satunya adalah dengan menjadi teman yang bisa mendengar," kata psikolog klinis dari RSUD Wangaya Denpasar, Bali itu dalam diskusi online yang diadakan Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia yang disimak dari Jakarta, Kamis.
Di dalam situasi sekarang orang akan lebih mudah cemas dan merasa penat karena COVID-19 tidak hanya berdampak kesehatan tapi juga kepada ekonomi dan timbulnya gesekan di lingkungan rumah akibat dampak kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diberlakukan pemerintah.
Selain itu terdapat pula tangible support atau bantuan nyata yang dapat menyelesaikan masalah. Dalam keadaan saat ini, kata Nena, bantuan itu bisa berupa makanan, masker atau barang-barang yang dibutuhkan tenaga medis atau teman dan tetangga yang membutuhkan.
Baca juga: Psikolog: Berfikir sehat dan hindari kecemasan berandil melawan corona
Bentuk dukungan sosial yang ketiga adalah self esteem support yaitu dukungan untuk bisa membuat seseorang memiliki harga diri atau pandangan diri yang lebih baik tentang dirinya.
Nena memberi contoh bagaimana kita bisa membeli barang dari tetangga di sekitar, selain memberi bantuan secara ekonomi juga memberi dukungan secara mental bahwa dia bisa bertahan hidup dalam situasi yang sulit.
"Yang berikutnya adalah belonging support itu menjadi diterima dalam satu bagian atau satu kelompok," kata dia.
Untuk itu Nena meminta agar tidak terjadi isolasi sosial kepada pasien COVID-19 atau tenaga medis yang berjuang di garis depan pandemi karena dapat memberikan dampak kepada psikis, yang bisa menurunkan imun tubuh yang penting dalam melawan penyakit tersebut.
Baca juga: Psikolog RSUP Sanglah buka konseling kesehatan mental saat COVID-19
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020
Tags: