Jakarta (ANTARA) - Peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Kamaluddin Zarkasie mengatakan plasma konvaselen yang diperoleh dari pasien sembuh COVID-19 hanya bisa digunakan bagi mereka dengan golongan darah sama.

"Aplikasinya dapat digunakan hanya terhadap orang yang golongan darahnya sama," kata Kamaluddin kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.

Kamaluddin menuturkan penggunaan plasma serum dari orang yang sembuh memiliki keterbatasan jumlah, sedangkan kebutuhan untuk masyarakat Indonesia sangat banyak.

Oleh karena itu, Kamaluddin mengatakan imunisasi pasif menggunakan antiserum dari hewan merupakan pilihan yang logis dan realistis.

Pihaknya akan mengembangkan antiserum IgY yang diproduksi di ayam untuk pengobatan infeksi COVID-19.

Kamaluddin mengatakan upaya menekan mortalitas terhadap orang yang terinfeksi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 memiliki dua opsi terapi yakni menggunakan obat dan antibod. Pemberian antibodi pada pasien tergolong imunisasi pasif.

Sedangkan vaksin yang merupakan imunisasi aktif adalah upaya pencegahan bagi orang sehat agar bisa menangkal virus SARS-CoV-2.

Kamaluddin menuturkan pengobatan menggunakan obat dilakukan dengan upaya "repurposing" obat lama untuk penyakit lain yang sudah ada dicobakan pada pasien COVID-19.

Namun, sampai saat ini belum ada yang terbukti terkonfirmasi dapat ditetapkan sebagai obat standar pengobatan COVID-19.

Opsi pengobatan dengan antibodi bisa menggunakan antibodi dari orang yang sembuh atau plasma konvalesen, atau antibodi yang diambil dari hewan yang telah diimunisasi dengan virus penyebab COVID-19.

Antibodi yang diambil dari hewan ini merupakan antiserum.

Baca juga: Inggris uji coba apakah plasma ampuh membantu pasien COVID-19
Baca juga: Sembuh dari COVID-19, pemilik Knicks sumbang darah dan plasma
Baca juga: Bio Farma kembangkan plasma darah untuk penyembuhan COVID-19