Jakarta (ANTARA News) - Para pengamat ekonomi mempertanyakan kelanjutan reformasi birokrasi bila Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati diajukan sebagai Gubernur Bank Indonesia meski mereka menyatakan setuju.

"Sangat cocok, lembaga yang sangat sesuai kompetensi dia, namun reformasi birokrasi terutama di Depatemen Keuangan akan banyak dipertanyakan karena dialah motornya," kata Pengamat Ekonomi Indef M Ikhsan Modjo di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan, sebaiknya Menteri Keuangan segera menyiapkan berbagai perangkat pendukung termasuk nama yang bisa melanjutkan reformasi birokrasi yang telah digulirkan.

"Reformasi birokrasi bisa balik lagi kalau orang yang menempatinnya tidak tepat, saya kira masih butuh waktu atau perlu segera dipersiapkan berbagai hal agar reformasi tidak balik lagi," katanya.

Sementara itu, ia menilai, kapasitas Sri Mulyani sangat memadai untuk memimpin bank sentral itu. Dengan latar belakang sebagai menteri keuangan dan menteri perekonomian di tambah lagi pernah bekerja di IMF, Sri Mulyani dinilai sangat memahami peran bank sentral.

"Jadi tak perlu dipertanyakan lagi," katanya.

Ia menambahkan, bila nantinnya Sri Mulyani menjadi Gubernur Bank Indonesia, pekerjaan rumah pertama adalah memberesi masalah pengawasan perbankan dan konsep otoritas jasa keuangan. Selain itu, juga mendorong penurunan suku bunga kredit perbankan.

"Saya kira itu yang menjadi prioritas saat ini," katanya.

Ekonom BNI Ryan Kiryanto juga sependapat.

Menurut dia, Sri Mulyani sangat kompeten untuk menjadi Gubenur Bank Indonesia.

"Dari track recordnya, jaringan internasionalnya beliau `capable` (memiliki kemampuan) untuk memimpin Bank Indonesia," katanya.

Untuk itu, ia menyarankan agar Sri MUlyani benar-benar menyiapkan sistem reformasi yang bisa dijalankan penerusnya di Departemen Keuangan agar reformasi birokrasi yang tengah dijalankan Sri Mulyani tidak berhenti.

"Penerusnya tinggal melanjutkan saja," katanya.

Sementara itu, bila nanti Sri Mulyani ke BI, maka ia harus memperbaiki trasnmisi kebijakan moneter yang saat ini masih terhambat.

"Kebijakan moneter saat ini masih terhambat, kita tahu BI rate telah turun tapi bunga perbankan masih belum turun, jadi transmisinya ke sektor riil untuk perekonomian jadi tidak sampai," katanya.

Seperti diberitakan, Presiden Bambang Susilo Yudhoyono ketika berkunjung ke Redaksi Tempo menyatakan Sri Mulyani sebagai salah satu calon yang akan diajukan menjadi Gubernur Bank Indonesia menggantikan Budiono.(*)