Jombang (ANTARA News) - Calon Wakil Presiden Prabowo Subianto mencurahkan "uneg-unegnya" kepada pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng KH Solahuddin Wahid yang akrab disapa Gus Solah mengenai situasi perpolitikan nasional menjelang Pilpres 8 Juli 2009 dan tekanan politik yang akhir-akhir ini makin berat dia rasakan.

"Ya, kami (Megawati-Prabowo) berharap Pemilu berjalan fair. Siapa yang menang, kita kasih selamat, tetapi kalau menang secara curang, ya kita sakit hati," katanya kepada Gus Solah di Ponpes Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, Kamis.

Prabowo mengaku kubunya mulai mendapat banyak tekanan dengan menggunakan instrumen hukum dan operasi intelijen.

"Tekanan politik dengan menggunakan instrumen hukum yang tebang pilih dan penggunaan data intelijen sudah mulai marak diterapkan sejak pemilu legislatif," ujarnya.

Bukti-buktinya pun, kata Prabowo, sangat meyakinkan. Banyak kepala daerah, bupati yang ditelepon, menghadapi tekanan untuk tidak mendukung pasangan Mega-Prabowo.

Tekanan juga dialami adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo yang tiba-tiba diperiksa Mabes Polri terkait persoalan tahun 1991.

Bahkan masalah kewarganegaraan Prabowo pun ikut dimainkan, tutur Prabowo yang disimak oleh Gus Solah.

Tak hanya itu, ada sebuah daerah di mana 2,5 juta penduduknya memiliki nomor induk yang sama, tambah mantan Panglima Kostrad itu.

"Hal-hal semacam itu kan tidak benar. Kita ingin demokrasi yang benar. Bermain lah secara fair," tegas Prabowo.

Usai bersilahturahmi, Prabowo menyempatkan berziarah ke makam KH Hasyim Asy`ari, ayahanda Gus Solah dan Gus Dur (Abdurrahman Wahid), yang berada dalam area pesantren. (*)