Sukabumi (ANTARA News) - Cawapres Wiranto mengatakan niat dia maju sebagai pemimpin bangsa bersama capres Jusuf Kalla tidak lain karena ingin melihat rakyat tertawa bahagia.
"Saya ingin melihat rakyat tertawa karena bahagia. Sekarang masih banyak rakyat yang hidupnya menderita," katanya saat kampanye dialogis di kampung Cijeruk, Desa Mangkalaya, Kec Gunungguruh, kabupaten Sukabumi, Kamis.
Ia mengatakan, Indonesia bisa lebih adil, mandiri dan bermartabat, jika dipimpin oleh orang tepat dan berani mengambil keputusan secara cepat.
"Perubahan hanya bisa dimungkinkan jika ada perubahan pemimpin. Kalau yang dipilih mempunyai karakter dan cara kebijakan yang berbeda maka kemungkinan hidup lebih baik akan lebih terbuka dibanding yang itu-itu saja," katanya
Ia juga berjanji akan memberikan kemuliaan kepada rakyat jika nanti terpilih dan tidak memberikan kemuliaan hanya diri dan keluarganya.
"Sebagai muslim saya dan Pak Jusuf Kalla terpanggil untuk memperbaiki keadaan menjadi lebih. Dan wajib hukumnya bagi muslim untuk memperbaiki yang sudah ada, tetapi syaratnya harus melalui pemilihan umum," katanya.
Ia mengingatkan, warga Sukabumi untuk tidak lupa mencontreng nomor tiga pada Pilpres 8 Juli 2009 nanti.
Sebelumnya Wiranto melakukan kampanye dialogis dengan warga Kabupaten Sukabumi di pantai Samudra Beach Hotel, Pelabuhan Ratu, sekitar pukul 10.00 WIB.
Menurut Wiranto, semenjak pasangan Jusuf Kalla-Wiranto dideklarasikan, maka dukungan terus mengalir seperti ombak samudra yang terus berdatangan sehingga hampir saja tim nasional dan tim daerah kewalahan untuk menampung aspirasi mereka.
"Pasangan nusantara ini ternyata cukup menarik dukungan rakyat untuk menjadi lokomotif pembaharuan," katanya.
Ikut serta dalam rombongan Ketua DPP Partai Golkar Enggartiasto Lukita.
Saat kampanye dialogis di kediaman HM Nasir, pengusaha mebeler itu, Wiranto sempat melaksanakan sholat dhuhur dan makan siang. (*)
Wiranto: Saya Ingin Rakyat Tertawa
25 Juni 2009 14:59 WIB
Cawapres Wiranto (ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009
Tags: